Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Harus Selalu Bersih

Kompas.com - 06/10/2011, 23:56 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sudah dianggap cukup menjawab persoalan pelanggaran etik yang selama ini dipersoalan publik. Ini merupakan peringatan, agar pimpinan dan pegawai lembaga itu terus menjaga perilaku dan integritasnya tetap bersih, jika perlu seperti "malaikat."

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Danang Widoyoko, menyampaikan hal itu di Jakarta, Kamis (6/10/2011).

"Komite Etik telah bekerja sesuai wewenangnya dalam soal etika, dan prosesnya dilakukan secara terbuka. Selanjutnya, pimpinan KPK bisa memberikan sangsi internal terhadap mereka yang dinilai melanggar etika sesuai aturan yang ada," katanya.

Sebagaimana diberitakan, Komite Etik KPK, Rabu lalu, mengumumkan, bahwa dua Wakil Ketua KPK, yaitu Chandra M Hamzah dan Haryono Umar, dinilai tidak melanggar etika.

Namun, tiga dari tujuh anggota komite berbeda pendapat (dissenting opinion) dengan menganggap keduanya melanggar etika ringan.

Sementara mantan Deputi Penindakan KPK, Ade Rahardja, dan Sekretaris Jenderal KPK, Bambang Sapto Pratomo, dianggap melanggar etika ringan.

Menurut Danang Widoyoko, meski Chandra dan Haryono dibebaskan dari segala dugaan pelanggaran, namun penilaian tiga anggota Komite Etik bahwa keduanya melanggar juga merupakan catatan penting. Artinya, itu merupakan peringatan bagi kedua orang itu.

"Ini menjadi pelajaran penting agar pimpinan KPK tidak menemui siapa pun, termasuk politisi, yang kemungkinan bisa terkait perkara korupsi. Keduanya diminta agar tidak melakukan pelanggaran semacam itu lagi pada masa sisa masa jabatannya," katanya.

Adapun terhadap Ade Rahardja dan Bambang, pimpinan KPK perlu menegurnya sesuai aturan yang berlaku. Soalnya, mereka telah diputuskan melanggar etika ringan.

"Ke depan, pimpinan KPK tidak boleh melanggar etika karena Kode Etik KPK sangat berat, dan menuntut pimpinan dan staff lembaga itu bak 'malaikat' dan rela meninggalkan kehidupan sosial," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

    Nasional
    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Nasional
    Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

    Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

    Nasional
    Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

    Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

    Nasional
    Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

    Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

    Nasional
    Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

    Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

    Nasional
    Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

    Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

    Nasional
    Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

    Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com