Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Tim Lain yang Bagi-bagi Uang

Kompas.com - 14/09/2011, 16:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul membantah adanya politik uang dalam pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat pada kongres yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, Mei 2010.

Menurut Ruhut, yang menjadi anggota tim sukses Anas, justru pemberian uang dilakukan oleh tim sukses calon lain. Hal itu, kata Ruhut, diketahui ketika tim sukses Anas mengunjungi kabupaten dan provinsi dalam rangka mencari dukungan.

"Kami kan tidak memberi sesuatu, kecuali transportasi dan akomodasi. Mereka cerita, 'Bang, tim lain bagi-bagi duit lho'. Saya bilang, 'Ya kalau namanya rezeki diterima. Tapi dari kami tidak ada (uang)'. Kalau ada kawan kami yang begitu, saya sesalkan," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/9/2011).

Ruhut dimintai tanggapan pengakuan Yulianis, Wakil Direktur Keuangan Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin, yang menyatakan bahwa ada politik uang dalam Kongres Demokrat. Uang perusahaan Grup Permai yang dibawa ke Bandung, menurut Yulianis, sebesar Rp 30 miliar dan 2 juta dollar AS. Ada pula uang sumbangan sebesar 3 juta dollar AS. Uang itu untuk memenangkan Anas.

Terkait pengakuan itu, Ruhut menyebut Yulianis berbohong. "Kalau dibilang untuk tim sukses, saya sedih. Saya sebagai tim sukses benar-benar mengerahkan kader saya yang punya hak pilih. Seperak pun tidak saya kasih uang," kata dia.

Ruhut mempersilakan KPK menyelidiki pengakuan Yulianis itu. Demokrat, kata dia, tidak akan melindungi kadernya yang terlibat korupsi.

"Kalau memang benar, silakan diungkap. Jadi, supaya tidak ada yang namanya fitnah," ujarnya.

Seperti diberitakan, adanya politik uang untuk memenangkan Anas sebagai Ketum PD sudah diungkap Nazaruddin saat pelarian di luar negeri. Pemberian uang dilakukan untuk mengalahkan dua calon lain, yakni Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com