Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Sukar Dipegang Kata-katanya

Kompas.com - 23/08/2011, 18:38 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi, Abdullah Hehamahua, memandang Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap wisma atlet sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.

Dengan begitu, keterangan Nazaruddin sebenarnya tidak penting lagi bagi Komite Etik. "Kalau dari keterangan semua bohong, pengakuan dia (Nazaruddin) sudah tidak terlalu penting. Jadi dia ngaku atau tidak itu tidak menjadi penting bagi Komite Etik," kata Abdullah di gedung KPK, Jakarta, Selasa (23/8/2011).

Saat diperiksa Komite, Senin (22/8/2011), Nazaruddin enggan bicara soal tudingan-tudingannya terhadap pimpinan dan pejabat KPK selama ini. Dia hanya mau bicara jika dipindahkan dari Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Terkait hal itu, Abdullah mengatakan, Komite menunggu keputusan pimpinan KPK soal pemindahan Nazaruddin. Jika pimpinan memutuskan untuk memindahkannya, Komite akan kembali memanggil Nazar.

"Keputusan ada di pimpinan untuk memindahkan atau tidak. Kemarin saya minta dia (Nazaruddin) bersumpah kalau dia dipindahkan, dia akan ngomong," ungkap Abdullah.

Namun, lanjutnya, tidak ada jaminan jika Nazaruddin akan bicara setelah dipindahkan. Oleh karena itu, jika Nazaruddin tetap menolak bicara soal tudingannya, Komite tetap dapat membuktikan dugaan pelanggaran etika oleh pimpinan KPK dari keterangan pihak lain termasuk orang dekat Nazaruddin, seperti mantan stafnya, supir, ataupun petugas satpam rumahnya.

"Dia (Nazaruddin) tipe yang sukar dipegang kata-katanya, jadi keterangan tidak harus dari dia, bisa dari mana saja," ujar Abdullah. Komite Etik bertugas membuktikan dugaan pelanggaran etika oleh unsur pimpinan KPK Chandra M Hamzah dan M Jasin.

Dugaan tersebut berdasarkan tudingan-tudingan Nazaruddin terhadap keduanya. Pada masa buron, Nazaruddin menuding Chandra dan Jasin menerima uang dan merekayasa kasusnya.

Dia juga menuding mantan Deputi Penindakan KPK Ade Rahadrja bersama Chandra dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyepakati skenario rekayasa kasus wisma atlet.

Sebagai gantinya, Chandra dan Ade akan diloloskan sebagai pimpinan KPK 2011-2015. Namun keduanya gagal dalam seleksi tahap kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com