Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Pansel KPK Jangan Bagi Jatah

Kompas.com - 15/08/2011, 22:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mewanti-wanti Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi agar tidak memilih para calon berdasarkan jatah dari sejumlah nama yang berasal dari institusi pemerintah. Menurut dia, para capim mendaftar secara individu, bukan untuk mewakili lembaganya masing-masing.

"Saya wanti-wanti kepada Pansel KPK karena ini adalah capim individual sifatnya. Jadi, siapa pun berhak di sini, tidak melulu atau tidak jatah dari perwakilan. Karena kalau sistemnya perwakilan institusi, saya khawatir BIN minta ada wakil di dalam, atau lembaga-lembaga pemerintah lainnya juga minta jatah semua," ujar Agus di Gedung Graha Pengayoman, Jakarta, Senin (15/8/2011).

Menurut Agus, jika ada dari capim yang pernah bekerja di institusi ataupun lembaga penegakan hukum, alangkah baiknya Pansel melihat indeks prestasi capim tersebut. Prestasi capim juga memengaruhi integritasnya kelak jika terpilih menjadi salah satu pimpinan KPK.

"Orang yang dipilih harus mempunyai prestasi, menurut saya, meskipun bekas aparat penegak hukum, apa prestasi dan bagaimana record-nya karena ini diikuti oleh individu yang nantinya akan dipercayakan memberantas korupsi," ujarnya.

Dari 10 nama yang tercatat dalam wawancara dengan tim Pansel KPK, terdapat nama-nama yang berasal dari Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung, anggota Komisi Kepolisian Nasional Adnan Pandupraja, purnawirawan polisi Brigjen (Pol) Aryanto Sutadi, dan Koordinator Staf Ahli Kejaksaan Agung Zulkarnain. Sisanya terdiri dari aktivis dan dari KPK sendiri, di antaranya penasihat KPK Abdullah Hehamahua, aktivis antikorupsi Sulawesi Selatan Abraham Samad, aktivis antikorupsi Bambang Widjojanto, Deputi Pengawasan Internal KPK Handoyo Sudrajat, akademisi Sayid Fadhil, dan Kepala PPATK Yunus Husein. Dari sepuluh namanya ini, akan dicari delapan nama yang akan diserahkan kepada Presiden dan juga DPR RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Elektabilitas Kaesang Tinggi di Jateng, Gerindra: Kan Kampung Jokowi, Keluarga Besarnya 'All Out' Menangkan Prabowo

    Elektabilitas Kaesang Tinggi di Jateng, Gerindra: Kan Kampung Jokowi, Keluarga Besarnya "All Out" Menangkan Prabowo

    Nasional
    Terima Laporan Kecurangan, Menko PMK Usul Bentuk Satgas Pengendalian PPDB

    Terima Laporan Kecurangan, Menko PMK Usul Bentuk Satgas Pengendalian PPDB

    Nasional
    Data Bais Diretas, TNI Koordinasi dengan Menko Polhukam

    Data Bais Diretas, TNI Koordinasi dengan Menko Polhukam

    Nasional
    514 DPC PDI-P Bakal Ikut Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

    514 DPC PDI-P Bakal Ikut Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

    Nasional
    PPP Sebut Muktamar Masih Sesuai Jadwal pada 2025

    PPP Sebut Muktamar Masih Sesuai Jadwal pada 2025

    Nasional
    Ketua KPK: Tak Ada Wacana Harun Masiku Ditangkap dalam Sepekan, Satgas Terus Bekerja

    Ketua KPK: Tak Ada Wacana Harun Masiku Ditangkap dalam Sepekan, Satgas Terus Bekerja

    Nasional
    Bahas Kerja Sama, Wapres Terima Kunjungan Badan Pelayanan Publik dan Inovasi Sosial Azerbaijan

    Bahas Kerja Sama, Wapres Terima Kunjungan Badan Pelayanan Publik dan Inovasi Sosial Azerbaijan

    Nasional
    KPU Akomodasi Putusan MA, PSI: Tak Ada Kaitan dengan Kami

    KPU Akomodasi Putusan MA, PSI: Tak Ada Kaitan dengan Kami

    Nasional
    Ingatkan Cagub Kejutan Bisa Menang di Jakarta, Habiburokhman: Dulu Jokowi, Anies Juga

    Ingatkan Cagub Kejutan Bisa Menang di Jakarta, Habiburokhman: Dulu Jokowi, Anies Juga

    Nasional
    Menko Polhukam Minta Kementerian 'Back Up' Data hingga Empat Lapis

    Menko Polhukam Minta Kementerian "Back Up" Data hingga Empat Lapis

    Nasional
    Tim Hukum PDI-P Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

    Tim Hukum PDI-P Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

    Nasional
    Cucun Sebut Peningkatan Citra Positif Polri Harus Diimbangi dengan Perbaikan Layanan 

    Cucun Sebut Peningkatan Citra Positif Polri Harus Diimbangi dengan Perbaikan Layanan 

    Nasional
    Cak Imin: Kita Lagi Memantapkan Siapa Pasangan Anies di Jakarta

    Cak Imin: Kita Lagi Memantapkan Siapa Pasangan Anies di Jakarta

    Nasional
    Prabowo Operasi Kaki Kiri, Gerindra: Kecelakaan Tahun 80-an di Timor Timur, Akibatnya Puluhan Tahun Kemudian

    Prabowo Operasi Kaki Kiri, Gerindra: Kecelakaan Tahun 80-an di Timor Timur, Akibatnya Puluhan Tahun Kemudian

    Nasional
     Kuasa Hukum Bantah Firli Bahuri Terima Rp 1,3 Miliar dari SYL

    Kuasa Hukum Bantah Firli Bahuri Terima Rp 1,3 Miliar dari SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com