Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Chandra-Ade Tak Lolos Seleksi

Kompas.com - 29/07/2011, 11:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Ahmad Ubbe mengungkapkan, pansel mempertimbangkan rekam jejak Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja yang kontroversial sebagai peserta seleksi calon pimpinan KPK.

Pansel tidak meloloskan keduanya dalam seleksi tahap kedua karena tidak ingin KPK periode berikutnya terbebani dengan hal-hal yang sifatnya kontroversial. "Pansel menghendaki KPK tidak menjadi sasaran tembak," kata Ubbe, Jumat (29/7/2011).

Jika KPK periode berikutnya kerap menjadi sasaran tembak, kata Ubbe, dikhawatirkan KPK tidak dapat bekerja maksimal. "Supaya ke depan lebih baiklah," ucapnya.

Seperti diketahui, Chandra dan Ade gagal dalam seleksi tahap kedua calon pimpinan KPK yang berupa uji makalah. Demikian juga dengan Juru Bicara KPK Johan Budi.

Menurut Ubbe, nilai makalah saja tidak cukup untuk meloloskan mereka. "Kalau makalah sendiri, pasti bagus, karena keduanya (Chandra dan Ade) bekerja di sana (di KPK). Tetapi penilaian tidak cukup hanya makalah," ungkapnya.

Pansel mempertimbangkan rekam jejak mereka dengan memperhatikan pemberitaan media dan laporan masyarakat. Diakui Ubbe, terdapat sejumlah laporan masyarakat yang keberatan dengan nama Chandra dan Ade di bursa calon pimpinan KPK.

Apalagi, nama Chandra dan Ade belakangan ini menjadi buah pemberitaan media terkait tudingan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang.

Seperti diketahui, Nazaruddin menuding Chandra dan Ade merekayasa kasusnya bekerja sama dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Dia juga mengatakan, Ade pernah menemuinya ditemani Johan Budi.

Meskipun demikian, menurut Ubbe, bukan berarti pansel mempertimbangkan kicauan Nazaruddin. "Tetapi lebih kepada orang-orang yang lulus tidak akan menjadi sasaran tembak," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kompolnas: Afif Ditendang Polisi Saat Naik Motor, Lalu Pilih Nyebur ke Sungai

    Kompolnas: Afif Ditendang Polisi Saat Naik Motor, Lalu Pilih Nyebur ke Sungai

    Nasional
    Profil Hasyim Asy'ari: Ketua KPU RI yang Dipecat karena Tindakan Asusila

    Profil Hasyim Asy'ari: Ketua KPU RI yang Dipecat karena Tindakan Asusila

    Nasional
    DKPP Minta Jokowi Segera Tindak Lanjuti Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari

    DKPP Minta Jokowi Segera Tindak Lanjuti Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari

    Nasional
    PKB: Cuma Anies yang Punya Elektoral Maju di DKI, Ridwan Kamil Enggak Ada Nama

    PKB: Cuma Anies yang Punya Elektoral Maju di DKI, Ridwan Kamil Enggak Ada Nama

    Nasional
    Dorong Transisi Energi, Pertamina Optimalkan Jargas dan SPBG

    Dorong Transisi Energi, Pertamina Optimalkan Jargas dan SPBG

    Nasional
    Penerima Program Pendidikan Dokter Spesialis Bakal Dapat Gaji 7,5 Juta

    Penerima Program Pendidikan Dokter Spesialis Bakal Dapat Gaji 7,5 Juta

    Nasional
    DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari karena Lakukan Asusila

    DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari karena Lakukan Asusila

    Nasional
    Sandiaga Dilirik PKB untuk Pilkada Jawa Barat, PPP: Kalau Ada Peluang, Tentu Kami Senang

    Sandiaga Dilirik PKB untuk Pilkada Jawa Barat, PPP: Kalau Ada Peluang, Tentu Kami Senang

    Nasional
    Mendag Korea Selatan Puji Insentif Pajak Indonesia yang Mudahkan Investasi

    Mendag Korea Selatan Puji Insentif Pajak Indonesia yang Mudahkan Investasi

    Nasional
    Pertama di Indonesia, Pemprov Sumsel dan PT KPI Bangun Taman Rawa dengan 55 Spesies Pohon Langka

    Pertama di Indonesia, Pemprov Sumsel dan PT KPI Bangun Taman Rawa dengan 55 Spesies Pohon Langka

    Nasional
    TNI Tunggu Penyelidikan soal Dugaan Keterlibatan Prajurit dalam Kebakaran Rumah Wartawan di Karo

    TNI Tunggu Penyelidikan soal Dugaan Keterlibatan Prajurit dalam Kebakaran Rumah Wartawan di Karo

    Nasional
    Kunker ke Surabaya, Wapres Resmikan Pembukaan Asian-Pacific Aquaculture 2024

    Kunker ke Surabaya, Wapres Resmikan Pembukaan Asian-Pacific Aquaculture 2024

    Nasional
    Kapolri Minta Otopsi Ulang Jenazah Afif Maulana Libatkan Pihak Luar demi Transparansi

    Kapolri Minta Otopsi Ulang Jenazah Afif Maulana Libatkan Pihak Luar demi Transparansi

    Nasional
    Bertemu MPR, Zulhas Minta Presiden Tetap Dipilih Rakyat

    Bertemu MPR, Zulhas Minta Presiden Tetap Dipilih Rakyat

    Nasional
    Ibu Afif Maulana: Pak Kapolri dan Kapolda, Tolong Cari Penganiaya Anak Saya, Bukan yang Memviralkan

    Ibu Afif Maulana: Pak Kapolri dan Kapolda, Tolong Cari Penganiaya Anak Saya, Bukan yang Memviralkan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com