Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memulangkan Nazaruddin Itu Gampang

Kompas.com - 11/07/2011, 09:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Advokat senior Todung Mulya Lubis mengemukakan, memulangkan M Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, ke Indonesia bukanlah suatu hal yang sulit. Hanya diperlukan ketegasan pemerintah, terutama Presiden Susilo Bambang Yudhyono.

Jika benar Nazaruddin berada di salah satu negara ASEAN, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua ASEAN, kata Todung, dapat menghubungi kepala negara tempat Nazaruddin berada untuk meminta bantuan memulangkan tersangka dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games itu.

"Jangan dibuat complicated, ya. Sebagai Ketua ASEAN, Presiden SBY bisa minta bantuan, telepon, atau tulis surat ke masing-masing negara ASEAN," kata Todung di Jakarta, Minggu (10/7/2011).

Hingga kini, lokasi keberadaan Nazaruddin masih misterius. Presiden melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menginstruksikan Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mencari, menangkap, dan memulangkan Nazaruddin. Julian juga mengungkapkan, Nazaruddin berpindah-pindah dari negara anggota ASEAN yang satu ke anggota ASEAN lainnya.

Untuk mencari Nazaruddin, menurut Todung, juga bukan suatu hal yang sulit. "Sekarang aparat penegak hukum begitu lengkap, semua bisa dilacak, bisa disadap, SMS, telepon (dari Nazaruddin) yang berseliweran, itu bisa melokasikan (mencari lokasi) dia (Nazaruddin)," ungkapnya.

Nazaruddin meninggalkan Indonesia menuju Singapura sehari sebelum dicekal, yakni pada 23 Mei. Dia beralasan sedang menjalani pengobatan di Singapura. Namun, Kementerian Luar Negeri Singapura melalui siaran persnya (5/7/2011) menyatakan, anggota Komisi VII DPR itu sudah meninggalkan Singapura.

Melihat pernyataan lengkap Kementerian Luar Negeri Singapura, lanjut Todung, tampak bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi tidak pernah meminta bantuan Pemerintah Singapura dalam mengupayakan pemulangan Nazaruddin saat politikus itu masih berada di "Negeri Singa".

"Inilah ketegasan yang kita minta, jangan di media saja, statement bahwa pulangkan Nazaruddin, kerahkan Kapolri, Interpol, tetapi Kemlu Singapura mengatakan, tidak ada surat dari Pemerintah Indonesia untuk relokasi Nazaruddin," paparnya.

Nazaruddin adalah tersangka dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang. Dia diduga menerima sejumlah pemberian atau janji terkait dugaan suap wisma atlet. Kasus tersebut juga melibatkan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, serta Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Mohamad El Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

    Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

    Nasional
    Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

    Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

    Nasional
    Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

    Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

    Nasional
    Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

    Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

    Nasional
    Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

    Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

    Nasional
    Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

    Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

    Nasional
    Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

    Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

    Nasional
    Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

    Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

    Nasional
    Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

    Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

    Nasional
    Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

    Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

    Nasional
    Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

    Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

    Nasional
    Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

    Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

    Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

    Nasional
    Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

    Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

    Nasional
    Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

    Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com