Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Arab Saudi Penuhi Panggilan Kemlu

Kompas.com - 20/06/2011, 20:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Luar Negeri telah menerima Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdul Rahman Al-Khayat. Kedatangan Al-Khayat ke kantor Kemlu di Pejambon, Jakarta, Senin (20/6/2011), bersamaan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam rapat dengar pendapat di Komisi I DPR.

Sebelumnya, saat dihubungi, Marty menegaskan telah memanggil Al-Khayat untuk menyampaikan protes keras Pemerintah Indonesia atas eksekusi salah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bekasi, Jawa Barat, Ruyati binti Satubi. Eksekusi dilakukan tanpa pemberitahuan ke perwakilan RI di negara itu.

Menurut Juru Bicara Kemlu Michael Tene, Dubes Arab Saudi pada Senin sore diterima Direktur Timur Tengah Kemlu Ronny Prasetyo Yuliantoro. Saat ditanya, dia mengaku belum tahu kenapa saat eksekusi sampai tidak ada pemberitahuan resmi ke perwakilan RI di Arab Saudi.

"Dia menjanjikan akan menyampaikan protes keras Pemerintah Indonesia kepada pemerintahnya, dan sekaligus menjanjikan akan mengupayakan kejadian yang sama tidak bakal terulang pada masa depan," tambah Tene.

Dari data Kemlu menyebutkan, hingga saat ini terdapat 28 kasus ancaman hukuman mati warga negara Indonesia di Arab Saudi. Dari jumlah itu, dua kasus telah dieksekusi, termasuk Ruyati. Sementara 17 kasus lain masih dalam proses pengadilan. Enam kasus mendapat keringanan dan dibebaskan, sedangkan tiga kasus divonis bebas.

Selain Arab Saudi, jumlah kasus ancaman hukuman mati dalam kurun 1999-2011 tertinggi terjadi di Malaysia, total sebanyak 233 kasus. Hingga saat ini belum satu pun kasus hukuman mati telah dieksekusi. Sebanyak 177 kasus masih dalam proses persidangan, 32 kasus mendapat keringanan atau bebas dari ancaman hukuman mati, sedangkan 24 kasus divonis akhir bebas murni.

Dua kali permintaan

Dalam siaran persnya, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur memaparkan, pihaknya sudah dua kali mengajukan permintaan agar diberi akses kekonsuleran seluas-luasnya dalam kasus Ruyati, seperti pemberitahuan jadwal persidangan, akses untuk pendampingan dan pembelaan, serta akses untuk mendapat salinan putusan hukum atas Ruyati.

Permintaan itu disampaikan dalam dua nota diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, masing-masing Nomor 1948 tanggal 19 Mei 2010 dan Nomor 2986 tanggal 14 Agustus 2010. Namun, hingga pelaksanaan, pihak KBRI tidak pernah menerima pemberitahuan eksekusi mati Ruyati.

"Kami juga telah melayangkan nota diplomatik meminta jenazah Ruyati dapat dimakamkan di Indonesia," tambah Gatot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com