Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW : Tim Pemburu Koruptor Mati Suri

Kompas.com - 11/06/2011, 19:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch, Emerson Yuntho mempertanyakan efektivitas dibentuknya tim pemburu koruptor dalam mengejar para koruptor yang melarikan diri ke luar negeri. Menurut Emerson, dari 13 target koruptor buruan tim yang dibentuk pada 2004 itu, hanya satu yang berhasil dipulangkan.

"Ini yang posisinya dikhawatirkan, jangan-jangan upaya pemburuan koruptor lebih besar, dibanding hasil yang didapat. Kami pertanyakan efektivitas, mengapa tidak dimaksimalkan di penegak hukum lain saja," kata Emerson di Jakarta, Sabtu (11/6/2011).

Tim pemburu koruptor tersebut, lanjutnya, tidak jelas pencapaian kinerjanya. Emerson juga ragu jika tim yang diketuai Wakil Jaksa Agung Darmono itu mampu membawa Nunun Nurbaeti ke Tanah Air. Nunun adalah tersangka dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Hingga kini keberadaanya masih misterius.

Sepengetahuan KPK, istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Darajatun itu tengah berada di Singapura atau Thailand. Terakhir tersiar kabar bahwa Nunun sempat berada di Kamboja.

"Posisi tim ini nggak jelas, dalam posisi ini, tim pemburu koruptor mati suri, nggak jelas. Kalau mau serius dan membantu KPK mendorong proses perburuan," ujar Emerson.

Dia mengatakan, salah satu kendala yang membuat tim pemburu koruptor gagal memulangkan para penjahat kerah putih itu ke Tanah Air adalah tidak adanya perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan sejumlah negara yang kerap menjadi tempat persembunyian koruptor seperti Singapura.

"Sistem hukumnya juga beda, jadi tidak bisa bawa kembali ke Tanah Air. Ini ujian berat dalam pemburuan koruptor," katanya.

Tim Pemburu Koruptor dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2004. Tugasnya adalah menangkap koruptor, terutama yang kabur ke luar negeri serta menyelamatkan aset negara. Tim ini beranggotakan sejumlah instansi terkait seperti Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kementrian Luar Negeri, dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).

Pada awal dibentuknya, Tim Pemburu Koruptor dipimpin Basrief Arief yang sekarang menjadi Jaksa Agung. Pada masa kepemimpinan Basrief, tim tersebut berhasil membawa pulang koruptor kasus BLBI, David Nusa Wijaya.

Emerson juga mengatakan, menurut catatan ICW, dalam sepuluh tahun terakhir sebanyak 45 orang koruptor melarikan diri ke luar negeri. Kegagalan para penegak hukum, katanya, menjadi salah satu penyebab kaburnya koruptor ke negara lain. Masih ditemukan penegak hukum yang membela para koruptor.

"Perlu pembersihan korupsi di pengadilan. Contoh, Sudjono Timan kaburnya dia kan karena ada proses pembocoran rencana pencekalan terhadap Sudjono," ujar Emerson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Nasional
    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Nasional
    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

    Nasional
    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

    Nasional
    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

    Nasional
    Maruarar Sirait Dukung Jokowi Jadi Penasihat di Pemerintahan Prabowo

    Maruarar Sirait Dukung Jokowi Jadi Penasihat di Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Pesawat Latih Jatuh di BSD, 3 Korban Tewas Merupakan Penerbang, Penumpang, dan Mekanik

    Pesawat Latih Jatuh di BSD, 3 Korban Tewas Merupakan Penerbang, Penumpang, dan Mekanik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com