Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunun Seharusnya Dicek Dokter Rujukan KPK

Kompas.com - 25/05/2011, 09:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat hukum pidana Universitas Indonesia, Gandjar Laksamana Bonaprapta, mengatakan, alasan sakit yang diutarakan tersangka kasus dugaan suap pemberian cek perjalanan kepada anggota DPR periode 1999-2004, Nunun Nurbaeti, untuk tidak memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi sejak masih berstatus sebagai saksi harus dibuktikan. Menurut dia, sudah seharusnya Nunun juga diperiksa oleh tim dokter yang disiapkan pengadilan maupun KPK. Hal ini untuk menunjukkan bukti lebih jelas dari sakit yang diderita Nunun.

"Kalau dia (Nunun Nurbaeti) sakit, datang dong. Biarkan dia diperiksa oleh dokter-dokter dari pengadilan atau KPK. Bukan berarti tidak percaya dokter keluarganya, tetapi kan untuk membuktikan sakitnya, ya, juga harus ada dokter yang sudah ditetapkan KPK," ujar Gandjar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/5/2011).

Menurut dia, jika Nunun tak juga mengindahkan panggilan KPK, perlu dilakukan pengadilan in absentia, di mana tidak perlu ada tersangka. Pengadilan bisa memutuskan vonis atas tersangka meskipun tidak hadir.

"Kalau dia tidak hadir, bisa juga pengadilannya diadakan dengan sidang in absentia. Jadi, pengadilan yang akan memutuskan sendiri hasilnya. Tapi, dia harus menjalani hukumannya itu" ujar Gandjar.

Seperti diketahui, sejak April 2010, Nunun Nurbaeti dikabarkan mengalami stroke. Pihak keluarga Nunun, melalui dokter Andreas Harry, menyatakan bahwa Nunun didiagnosis menderita amnesia yang menjurus pada demensia alzheimer akibat stroke tersebut. Saat dikonfirmasi Kompas.com, Andreas Harry mengakui bahwa Nunun masih tetap menjalani pemeriksaan. Ia menyatakan keraguan Nunun bisa memberikan keterangan kepada KPK maupun di pengadilan dengan sakit lupa beratnya tersebut.

"Orang amnesia kok mau diminta kasih keterangan di pengadilan, bagaimana bisa. Sekarang saja dia (Nunun) masih menjalani pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan," ujar Andreas Harry.

Namun, KPK tidak bisa mengetahui sampai sejauh mana kondisi kesehatan Nunun karena keberadaannya dirahasiakan. Beberapa kali ditanya, baik keluarga, dokter pribadi, maupun kuasa hukum menyatakan Nunun dalam perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Nasional
    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com