Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari Tak Balas SMS Nasrudin

Kompas.com - 06/05/2011, 12:50 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Yudisial hari Jumat (6/5/2011) ini memeriksa ahli teknologi informasi (TI) dari Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung, Agung Harsoyo. Pemeriksaan Agung dilakukan oleh komisioner Komisi Yudisial, di antaranya Suparman Marzuki, Taufiqurrohman Syahuri, dan Jaja Ahmad Jayus. 

Agung menyatakan, keterangannya di Komisi Yudisial sama persis dengan kesaksiannya dalam sidang kasus mantan Ketua KPK Antasari Azhar dalam perkara pembunuhan terhadap Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnain. "Saya telah memberikan keterangan yang substansinya sudah sesuai dengan di sidang pengadilan saat itu mengenai aliran data. Ada aliran dari nomor NZ (Nasrudin Zulkarnain) ke AA (Antasari Azhar) selama 4 kali dan tidak ada balikannya atau balasan SMS dari AA," ungkap Agung Harsoyo di ruang Balai Media Komisi Yudisial, Jumat. 

Agung menuturkan, empat SMS tersebut berasal dari data CDR operator telepon milik Nasrudin dan Antasari. Data CDR tersebut hanya mencatat nomor-nomor pengirim dan penerima. Oleh karena itu, isi SMS dari Nasrudin ke Antasari pun tidak diketahui. 

"Kalau dari CDR, tidak bisa diketahui isi substansi SMS-nya, hanya tercatat nomor penerima dan pengirim SMS. Jadi, memang tidak diketahui isi substansi SMS-nya," ujarnya. 

Sementara itu, juru bicara Komisi Yudisial, Asep Rahmat Fajar, menyatakan tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan ini karena bersifat rahasia dan tertutup. "Saya tidak bisa menyampaikan bagaimana pemeriksaannya berjalan, isi pemeriksaan seperti apa, karena ini bersifat tertutup. Jika ada agenda pemanggilan, baru kami sampaikan lagi," ungkap Asep. 

Seperti diketahui, Agung Harsoyo menjadi saksi ahli dalam sidang perkara pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnain di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang menjerat Antasari Azhar. Dalam sidang itu, Agung menjelaskan, pada telepon genggam Nasrudin terdapat 205 pesan singkat yang tidak jelas berasal dari nomor siapa dan diduga bukan dikirim Antasari.  

Sementara dari telepon genggam milik Antasari, diketahui juga terdapat 35 pesan singkat dari nomor tak dikenal. Empat pesan singkat tersebut termasuk dalam 35 pesan kepada Antasari. Hanya nomor Nasrudin yang terdeteksi di dalam list 35 pesan, sedangkan nomor lainnya tidak diketahui pemiliknya. Namun, isi pesan-pesan tersebut sampai saat ini belum diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

    Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

    Nasional
    Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

    Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    Nasional
    Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

    Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

    Nasional
    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    Nasional
    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Nasional
    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Nasional
    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

    Nasional
    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

    Nasional
    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com