Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beginilah Cara NII Merekrut Saya...

Kompas.com - 25/04/2011, 13:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gerakan Negara Islam Indonesia kembali menjadi perbincangan setelah sejumlah orang ditemukan hilang kesadaran. Mereka ditengarai “dicuci” otaknya untuk diindoktrinasi sebuah keyakinan tertentu. Para aktivis NII bergerak mencari korban di kampus-kampus. (Ikuti topik Kasus Cuci Otak)

Saya pernah didekati aktivis NII dan pernah bertemu dengan seseorang yang dianggap sebagai Kepala Negara Islam Indonesia. Untung, saya masih bisa berpikir rasional dan lari dari perangkap mereka.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 2006, sesaat sebelum saya resmi menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di kawasan Depok, Jawa Barat. Saya bertemu dengan salah seorang dari mereka di sebuah toko buku. Ia menegur saya, mengajak berbincang dan kemudian meminta saya menjadi responden dari sebuah penelitian tentang mahasiswa baru yang menurutnya sedang ia lakukan. Dewi, demikian ia memperkenalkan diri, mengaku sebagai mahasiswi dari kampus yang hendak saya masuki. Kami bertukar nomor telepon dan janjian bertemu lagi keesokan harinya.

Besoknya, kami kembali bertemu di sebuah tempat makan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Depok. Awalnya, Dewi memperlakukan saya layaknya responden penelitian. Ia menanyakan sejumlah pertanyaan sesuai kuesioner.

Setelah pertanyaan kuesioner habis, Dewi membuka pembicaraan tentang hal lain. Ia bercerita tentang seorang kawannya yang mengikuti seminar agama di Malaysia. Kepada Dewi, temannya itu bercerita, seminar tersebut membahas seputar penerjemahan kitab suci Al Quran. Berdasarkan cerita temannya, tutur Dewi, kaum Islam akan kembali bangkit pada suatu hari. Kebangkitan Islam dimulai dari sebuah negara yang dilintasi garis khatulistiwa. Negara itu, kata Dewi, adalah Indonesia.

Cerita yang menarik. Dewi membangkitkan rasa penasaran saya. Ia pun menempatkan diri sebagai orang yang penasaran juga. Jadilah kami sepakat untuk bersama-sama menemui temannya itu.

Dua hari kemudian, kami kembali bertemu di tempat yang sama. Kali ini, selain Dewi, ada dua orang lain yang hadir, seorang lelaki dan perempuan. Keduanya masih muda, terlihat seperti mahasiswa juga. Yang lelaki adalah teman Dewi yang diceritakan pernah ikut seminar di Malaysia. Sementara, yang perempuan, menurut Dewi adalah sama seperti saya, salah seorang respondennya

Obrolan dimulai. Si lelaki yang saya lupa namanya itu bercerita dengan membuka-buka Al Quran lengkap dengan terjemahannya. Awalnya, ia menceritakan kebangkitan Islam seperti yang dituturkan Dewi dengan merujuk ayat-ayat Al Quran. Ujungya, ia bercerita tentang konsep hijrah.

Dengan menggunakan penggalan ayat-ayat Al Quran, ia menjelaskan konsep hijrah. Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, katanya, hijrah itu diperlukan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik.

Lalu, bagaimana caranya hijrah di zaman sekarang? Dengan gaya lugas dan meyakinkan, lelaki itu melanjutkan, hijrah dapat dilakukan dengan berpindah negara. Dari negara Republik Indonesia ke Negara Islam Indonesia.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    Nasional
    Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

    Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

    Nasional
    Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

    Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Nasional
    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Nasional
    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    Nasional
    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Nasional
    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Nasional
    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Nasional
    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    Nasional
    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Nasional
    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Nasional
    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com