Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Gedung DPR Berlanjut

Kompas.com - 08/04/2011, 09:10 WIB

Ninuk M Pambudy dan Suhartono

KOMPAS.com — Kontroversi pembangunan gedung baru DPR memasuki babak baru, Kamis (7/4/2011), ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pembangunan gedung senilai hampir Rp 1,2 triliun itu ditunda dulu.

Pada hari yang sama, rapat konsultasi pimpinan DPR dengan pimpinan fraksi, menurut Ketua DPR Marzuki Alie, memutuskan tetap melanjutkan pembangunan gedung baru meski menuai kecaman masyarakat serta tak disetujui Fraksi PAN dan Fraksi Gerindra.

Gedung berlantai 36 dengan biaya hampir Rp 1,2 triliun membuat masyarakat mempertanyakan efektivitas rencana pembangunan itu. Marzuki Alie, seperti disebut Kompas.com, mengatakan, akan dicari harga terbaik dari nilai yang dianggarkan sebesar Rp 1,138 triliun.

Pada saat pimpinan DPR bersikukuh melanjutkan pembangunan gedung baru DPR, banyak fasilitas layanan publik yang kurang layak pakai.

Ruang Koesoemah Atmadja di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Selasa, terasa bagai oven. Dua pendingin ruangan tak berfungsi. Hanya satu kipas angin besi yang bekerja, itu pun diarahkan kepada hakim. Bunyi kipas begitu keras sampai menenggelamkan suara kuasa hukum.

Koridor depan ruang sidang penuh orang menunggu persidangan. Dinda, pengacara, yang menunggu sidang pengadilan niaga, mengatakan, ”Ruang sidang dipakai untuk sidang tilang sampai perdata.”

Tempat layanan publik lain, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), seharusnya menjadi pusat rujukan tertinggi. Namun, masyarakat sering datang ke RSCM bahkan untuk penyakit yang bisa ditangani rumah sakit dengan kelas di bawahnya.

Kepala Bagian Perencanaan RSCM dr A Antaria, pekan lalu, mengatakan, RSCM memiliki 1.500 tempat tidur dan jika ditambah akan kesulitan mengelolanya karena ada jumlah maksimum pengelolaan efektif. Seharusnya, menurut Antaria, rumah sakit wilayah dikembangkan sehingga menjadi rujukan pasien. Fungsi RSCM sebagai rujukan tertinggi pun akan tercapai.

Kontras seperti itulah yang membuat rencana DPR membangun gedung baru ditentang masyarakat. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Advokasi APBN Kesejahteraan menyomasi pimpinan DPR, Senin lalu, serta menuntut pimpinan DPR membatalkan rencana pembangunan dan meminta maaf kepada rakyat.

Ketika DPR menganggarkan Rp 1,164 triliun untuk gedung baru saat sudah punya gedung 23 lantai, Humas PN Jakarta Pusat Suwidya mengatakan, gedung PN idealnya....(Selengkapnya baca Kompas Cetak, Jumat 8 April 2011, halaman 1. Simak juga Fokus halaman 33 soal gedung baru DPR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Nasional
    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com