JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat akan kembali membahas rencana pembangunan gedung baru DPR dalam rapat konsultasi pimpinan DPR dan pimpinan fraksi pekan depan. Anggota Komisi III DPR Bambang Susatyo berharap, rapat tersebut dapat merumuskan jalan keluar terbaik bagi kebutuhan DPR akan gedung baru dan aspirasi masyarakat selama ini.
"Harus dicari jalan keluar yang tidak menyakitkan hati masyarakat," ungkapnya kepada Kompas.com, Jumat (1/4/2011).
Menurut politisi Golkar ini, Gedung Nusantara I DPR yang saat ini ditempati oleh para anggota Dewan memang kurang memadai dan rentan jika terjadi gempa. Alasan kelebihan kapasitas memang menjadi latar belakang DPR merencanakan pembangunan gedung baru. Dari kapasitas gedung 800 orang, saat ini telah dihuni lebih dari 1.000 orang.
Akan tetapi, Bambang mengingatkan, tak etis bila DPR terus memaksakan proses pembangunan gedung baru dengan biaya yang sangat besar, mencapai Rp 1,138 triliun. "Tidak perlu mewah dan mahal. Artinya, (hanya) penambahan dari yang ada saat ini saja. Jadi tidak perlu bangun 36 lantai," ujar anggota Komisi III DPR ini.
Secara terpisah, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan setuju atas rencana DPR membangun gedung baru. Namun, gedung itu, menurutnya, tidak perlu mewah.
”Saya kira perlu, tapi enggak perlu semewah itu,” kata Ical kepada para wartawan di sela-sela Rapat Pimpinan Nasional Kadin Indonesia di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Jumat (1/4/2011).
Lantas, apa ukuran ”tidak mewah” yang dimaksudnya? Ical tak menjawab secara lugas. Ia hanya mengatakan, pembangunan gedung DPR mengedepankan aspek fungsional.
Selanjutnya, ketika ditanya berapa nilai pembangunan gedung DPR yang menurutnya tak perlu mewah, Ical hanya menjawab singkat, ”Tidak perlu pakai angka.”
Sejumlah fraksi yang menyatakan menolak pembangunan gedung baru mengusulkan agar keputusan soal gedung baru ini dibawa ke rapat paripurna DPR untuk ditentukan kelanjutannya.
Jangan cuma basa-basi