Partai sering dikritik tidak berbuat langsung untuk rakyat. Bagaimana Anda menjelaskannya?
Ada tiga fenomena. Pertama, citra DPR yang euforia. Kedua, produk DPR dan pemerintah pusat-daerah yang positif tidak kelihatan, yang negatif menonjol. Pembangunan ini berjalan, tetapi karena kompleksitas masalah yang begitu besar, siapa pun partainya dan pemerintahnya belum tentu bisa seperti membalikkan tangan menghasilkan kemakmuran. Bahkan, yang antipartai pun disuruh memerintah hari ini tidak akan bisa mempercepat pembangunan.
Fenomena ketiga, fenomena ekspektasi yang terlampau tinggi terhadap politik dan demokrasi. Oleh karena itu, peran kepartaian, terutama yang besar-besar, mendorong perbaikan citra partai. Harus diakui kewajiban minimum partai belum dilakukan.
Mengapa partai tidak kembali ke dasar, partai menjalankan fungsinya dengan baik seperti artikulasi kepentingan, perekrutan politik, sosialisasi politik, dan lain-lain?
Partai belum berjalan sesuai dengan khitah sebagai partai, terutama penyerapan aspirasi, agregasi, dan perekrutan politik. Dalam fungsi perekrutan politik, diakui itu belum tertangani dengan baik. Anggota DPR dan DPRD, apalagi dengan suara terbanyak, tidak sepenuhnya ditentukan oleh partai. Kayak PKB, (anggota DPR dan DPRD) yang jadi sebagian di luar dugaan.
Ada satu fungsi partai politik yang belum jalan di PKB, yaitu manajemen konflik. Bagaimana Anda menyelesaikan konflik PKB?
Karena pengalaman berpolitik dan berpartai ini, kan, 10 tahun, maka ada beberapa karakter berpolitik yang belum terbangun, yaitu rendahnya sportivitas melihat perbedaan, berdemokrasi secara adil (fair).
Saya memaklumi ada masa transisi, ada proses regenerasi yang masih terjadi. Gus Dur seorang demokrat sejati, tetapi sifat paternalistik dan tradisi yang semuanya harus ditentukan satu orang melahirkan perekrutan politik yang tidak sempurna.
Tetapi, kita meyakini apa yang terjadi (di PKB) ini sudah menjadi pengalaman yang berharga. Di lingkungan Nahdlatul Ulama ini ada sejumlah partai selain PKB. Semuanya masih keluarga. Pengalaman 10 tahun ini mulai menyadarkan bahwa kita harus mulai bersama lagi di PKB. Ini harus dilalui.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.