Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Semua Dugaan Suap Dibuka Lebar

Kompas.com - 08/12/2010, 19:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD serta tim investigasi dugaan suap dan pemerasan oleh hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tutup mulut soal hasil temuan yang baru saja dilaporkan, Rabu (8/12/2010). Mereka enggan berbicara saat ini karena telah mengagendakan keterangan pers di Gedung MK, besok sekitar pukul 09.00.

"Saya ada acara, akan beri ceramah antikorupsi di TMII, sudah ditunggu. Tapi, besok MK bersama tim akan jelaskan secara resmi," tegasnya seusai bertemu.

Juru bicara tim, Sadli Isra, juga tak kalah "diamnya" dengan Mahfud. Meski ditanya bermacam-macam pertanyaan, Adli hanya menjawab, "Besok akan kita jelaskan," sambil tertawa. "Kita sesuai dengan batas waktu sudah menyerahkan hasilnya ke Ketua MK, tapi apa hasilnya, besok baru akan ada jumpa pers jam 9 pagi di MK. Jadi itu saja, tidak ada yang lain," tegasnya di awal.

Sadli mengatakan, tim sendiri yang meminta MK untuk merilis ke publik besok karena hari ini dua personelnya masih memiliki agenda sendiri. Advokat senior Adnan Buyung Nasution masih mengikuti sidang di PN Selatan, sedangkan anggota Dewan Pers Bambang Harimurti sedang dalam perjalanan dari Denpasar menuju Jakarta.

Pengamat hukum tata negara Universitas Padang ini juga tetap bungkam ketika dimintai klarifikasi mengenai komentar Adnan Buyung yang mengatakan bahwa memang ada indikasi pelanggaran hukum dan kode etik.

Setali tiga uang, pengamat hukum tata negara dari CETRO, Refly Harun, juga enggan berkomentar. Dia juga bungkam soal hasil temuan yang bermula dari tulisannya di kolom "Opini" di Harian Kompas pada akhir Oktober lalu. "Kan jubirnya Sadli. Besok saja ya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

    "Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

    Nasional
    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Nasional
    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Nasional
    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Nasional
    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Nasional
    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Nasional
    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Nasional
    'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

    "Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

    Nasional
    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com