Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Demokrasi Kriminal Mewabah

Kompas.com - 08/12/2010, 17:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom senior Rizal Ramli menegaskan, saat ini pola demokrasi yang terjadi di Indonesia adalah model demokrasi kriminal. Demokrasi model kriminal turut menyengsarakan rakyat Indonesia.

"Untuk dipilih, calon pemimpin harus nyogok rakyat. Sogok sana, sogok sini! Maka, begitu menjadi penguasa, mereka harus menjadi kriminal agar modal balik. Produk kebijakannya tak amanah," kata Rizal pada diskusi di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta, Rabu (8/12/2010).

Dikatakan Rizal, biaya perjalanan elite politik legislatif, eksekutif, dan yudikatif pada 2010 mencapai Rp 19,5 triliun. Padahal, anggaran jaminan kesehatan bagi rakyat miskin hanya Rp 4,5 triliun.

Rizal menyerukan agar demokrasi kriminal segera dihentikan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembiayaan partai politik. Laporan keuangan partai politik harus transparan dan dapat diaudit.

Pada kesempatan tersebut, Rizal berharap para pemuka agama turut aktif terlibat dalam menyelesaikan masalah bangsa.

Dikatakan, pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, pasukan Indonesia tak mungkin menang melawan pasukan sekutu jika para pemuka agama saat itu, utamanya tokoh Nahdlatul Ulama, turut memberikan arti pada pergerakan perjuangan bangsa.

Rizal juga mencontohkan kasus Jerman yang pada suatu masa dipimpin oleh tokoh otoriter Adolf Hitler. "Mengapa Jerman, negara cerdas, negara yang banyak memiliki ahli filosofi dan musik, bisa dikuasai Hitler? Padahal, orang jahat sedikit. Ini tak lain karena banyak orang baik yang memilih diam dan tak melakukan perlawanan," kata Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com