Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Sanksi Tegas bagi Majikan

Kompas.com - 19/11/2010, 11:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Arab Saudi didesak untuk bertanggung jawab secara penuh atas terjadinya tragedi kemanusiaan yang menimpa Sumiati, Kikim Komalasari, dan ribuan PRT migran Indonesia lainnya. 

"Pemerintah Arab Saudi harus memberi sanksi pada warganya yang menyiksa para TKW (tenaga kerja wanita) kita melalui proses peradilan yang adil," kata anggota DPR Komisi IX, Rieke Diah Pitaloka, dalam aksi unjuk rasa yang digelar Migrant Care, Jumat (19/11/2010) di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jalan MT Haryono, Jakarta.

Sebagai anggota Dewan yang mengurusi bidang ketenagakerjaan dan kesehatan, Rieke berharap Pemerintah RI menghentikan sementara pengiriman TKI ke luar negeri sampai ada jaminan perlindungan bagi mereka.

"Pengiriman masih berjalan. Padahal, belum ada jaminan dari pemerintah untuk melindungi warga negaranya," ujarnya.

"Gubernur NTB saja sudah menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri," imbuh Rieke.

Ia juga mengajak masyarakat tetap berhati-hati karena muncul kesan bahwa Presiden SBY sedang melakukan pencitraan politik dirinya. "Seolah-olah pemerintah SBY memberi perhatian khusus dengan mengirimkan tim. Kita harus hati-hati karena itu bisa jadi sebuah pencitraan politik," kata wanita yang sering dipanggil Oneng itu.

Sementara itu, Migrant Care meminta Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia untuk meratifikasi Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan terhadap Buruh Migran dan Anggota Keluarganya. "Ini penting bagi kedua negara untuk melindungi PRT migran melalui pembentukan MOU yang mencerminkan prinsip-prinsip HAM dan kerja layak bagi PRT," tutur Anis Hidayah, koordinator aksi.

Migrant Care mengajak masyarakat internasional untuk menolak Arab Saudi menjadi UN Women Committee (sebuah badan baru di PBB). Saat ini, kata Anis, Arab Saudi sedang mengajukan diri untuk jadi anggota badan tersebut.

Ditegaskan, kasus Sumiati dan Kikim Komalasari merupakan kejahatan kemanusiaan yang pelakunya tidak tunggal. "Pemerintah yang melakukan pembiaran juga harus bertanggung jawab atas berbagai tindak kejahatan itu," papar Anis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

    Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

    Nasional
    Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

    Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

    Nasional
    BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

    BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

    Nasional
    Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

    Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

    Nasional
    Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

    Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

    Nasional
    Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

    Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

    Nasional
    Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

    Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

    Nasional
    KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

    KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

    Nasional
    Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

    Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

    Nasional
    Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

    Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

    Nasional
    PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

    PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

    Nasional
    Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

    Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

    Nasional
    Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

    Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

    Nasional
    Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

    Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com