Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Bantah Jalan-Jalan di Luar Negeri

Kompas.com - 23/10/2010, 11:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi X, Reni Marlinawati membantah anggapan bahwa kegiatan studi banding yang dilakukan anggota Dewan sarat jalan-jalan. Aktivitas studi banding menjadi sorotan publik menyusul besarnya anggaran yang dihabiskan. Di luar itu, hasil dari studi banding seringkali tak dirasakan manfaatnya pada perubahan kebijakan di dalam negeri.

Beberapa waktu lalu, Reni termasuk dalam rombongan Komisi X yang melawat ke Afrika Selatan terkait pembahasan RUU Pramuka. Jadi, belajar atau jalan-jalan, Bu? "Ya belajar. Kalau hanya jalan-jalan capek juga, tanpa tujuan, diburu-buru waktu," kata Reni, dalam diskusi Polemik "Studi Banding atau Jalan-jalan?", di Jakarta, Sabtu (23/10/2010).

Ia mengatakan, kegiatan yang dilakukan bukan studi banding, melainkan kunjungan kerja. "Dalam melakukan kunjungan, bukan hanya materi dan substansi yang kita tuju. Ini bukan hanya kunker substantif, tapi bisa jadi feedback dari negara mereka yang kita kunjungi ke negara kita," kata anggota Fraksi PPP ini.

Pro kontra dan kritikan, secara sadar ia akui karena adanya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang semakin sulit. "Makanya, mungkin itu alasan kunker kami ke luar negeri disoroti," ujarnya.

Lalu mengapa tetap berangkat ditengah kritik publik? Reni berdalih, UU MPR, DPR, DPD dan DPR nomor 27 tahun 2009 sudah mengatur tugas, hak dan fungsi anggota DPR. Saat ini, kata dia, tuntutan penyelesaian RUU sangat ketat.

"Pembahasan UU tidak bisa sampai 3 tahun, sekarang menuntut untuk kerja keras. Harus selesai dalam 30 hari masa sidang, kalau tidak diberi tambahan 20 hari. Kewajiban DPR untuk menyerap aspirasi dan masukan, bisa di dalam atau luar negeri. Itu tuntutan dari UU," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat parlemen dari Formappi, Sebastian Salang mengkritisi, anggota Dewan tak bisa berlindung di balik ketentuan UU atas kegiatan yang dinilainya hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.

Selain dianggap tak sensitif dengan kondisi masyarakat, selama setahun bertugas, kerja legislasi DPR juga sangat minim. Oleh karena itu, ia meminta, Dewan membuka mata dan membatalkan sejumlah agenda perjalanan ke luar negeri yang dijadwalkan hingga akhir tahun ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

    Nasional
    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com