JAKARTA, KOMPAS.com — SETARA Institute mengecam segala tindakan kekerasan dengan dalih apa pun, penggunaan kekerasan hanya akan memperpanjang usia konflik Palestina-Israel.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus berani mendesak Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk mengambil tindakan tegas kepada Israel. Modal politik dan diplomasi SBY dan negara RI cukup kuat untuk meyakinkan Obama. Momentum kedatangan Obama yang direncanakan Juni ini harus dimanfaatkan untuk membangun diplomasi kemanusiaan atasi perang di Israel-Palestina," kata Ketua BP Setara Institute Hendardi dalam siaran persnya, Selasa (1/6/2010).
Serangan Israel terhadap iring-iringan kapal misi kemanusiaan Freedom Frontila merupakan tindakan kejahatan perang yang termasuk dalam yurisdiksi Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC).
Serangan terhadap kelompok sipil yang dikomandoi langsung oleh Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak itu menimbulkan 19 orang korban sipil pembawa misi kemanusiaan meninggal dunia dan luka-luka. Kejahatan ini sahih untuk dimintai pertanggungjawaban di hadapan Majelis Hakim Mahkamah Pidana Internasional.
Namun, karena Israel, termasuk Amerika Serikat, tidak meratifikasi ICC, secara hukum, Perdana Menteri Israel dan Ehud Barak sulit dimintai pertanggungjawaban. Dalam konteks ini, cara memperkarakan pimpinan negara Israel itu dengan mengisolasi gerak dan diplomasi dengan Israel.
"Bagi negara-negara yang meratifikasi ICC segera mengambil tindakan dengan mendeklarasikan keberlakuan ICC di wilayahnya. ICC memiliki yurisdiksi internasional bagi negara yang meratifikasi. Jadi, pemimpin Israel yang berkunjung ke negara-negara tersebut bisa langsung ditangkap dijerat dengan pasal-pasal ICC," kata Hendardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.