Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Harus Desak Obama, Tegas pada Israel

Kompas.com - 01/06/2010, 15:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — SETARA Institute mengecam segala tindakan kekerasan dengan dalih apa pun, penggunaan kekerasan hanya akan memperpanjang usia konflik Palestina-Israel.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus berani mendesak Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk mengambil tindakan tegas kepada Israel. Modal politik dan diplomasi SBY dan negara RI cukup kuat untuk meyakinkan Obama. Momentum kedatangan Obama yang direncanakan Juni ini harus dimanfaatkan untuk membangun diplomasi kemanusiaan atasi perang di Israel-Palestina," kata Ketua BP Setara Institute Hendardi dalam siaran persnya, Selasa (1/6/2010).

Serangan Israel terhadap iring-iringan kapal misi kemanusiaan Freedom Frontila merupakan tindakan kejahatan perang yang termasuk dalam yurisdiksi Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC).

Serangan terhadap kelompok sipil yang dikomandoi langsung oleh Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak itu menimbulkan 19 orang korban sipil pembawa misi kemanusiaan meninggal dunia dan luka-luka. Kejahatan ini sahih untuk dimintai pertanggungjawaban di hadapan Majelis Hakim Mahkamah Pidana Internasional.

Namun, karena Israel, termasuk Amerika Serikat, tidak meratifikasi ICC, secara hukum, Perdana Menteri Israel dan Ehud Barak sulit dimintai pertanggungjawaban. Dalam konteks ini, cara memperkarakan pimpinan negara Israel itu dengan mengisolasi gerak dan diplomasi dengan Israel.

"Bagi negara-negara yang meratifikasi ICC segera mengambil tindakan dengan mendeklarasikan keberlakuan ICC di wilayahnya. ICC memiliki yurisdiksi internasional bagi negara yang meratifikasi. Jadi, pemimpin Israel yang berkunjung ke negara-negara tersebut bisa langsung ditangkap dijerat dengan pasal-pasal ICC," kata Hendardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com