DEPOK, KOMPAS.com — Ibarat perang gerilya melawan kekuatan besar, mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji mencari waktu yang tepat guna menyerang lawan. Ia tak akan diam atas ketidakberesan para elite Jakarta yang melibatkan oknum di institusinya.
Setelah dibui, Susno kini bersiap membongkar kasus lama yang semula redup, seperti masalah daftar pemilih tetap atau DPT, hingga kasus pengadaan perangkat teknologi informasi di Komisi Pemilihan Umum dalam Pilpres 2009.
Ia bahkan mengaku tahu persis skenario penembakan Nasruddin Zulkarnaen Iskandar yang menyeret Antasari Azhar saat menjabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Akan ada saatnya nanti persoalan DPT, IT KPU, kenapa Antasari ditahan, kenapa Zulkarnaen ditembak, ada saatnya membongkar itu," ujar Susno seperti disampaikan kepada politisi Partai Bulan Bintang, Ali Mochtar Ngabalin, Kamis (13/5/2010).
Ali yang tak lagi jadi anggota DPR itu membesuk Susno di sel B-4, kompleks Markas Brigade Mobil di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Menurut Ali, Susno meyakinkan kepadanya selaku Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia agar tidak meragukan konsistensi dirinya.
"Ada roh kebenaran yang beliau bawa. Dia berjanji tidak akan mungkin mempertaruhkan jabatan dan akidahnya," kata Ali. Oleh karena itu, Susno berjanji tidak akan membohongi publik sebagai hikmah di balik penahanan dan penangkapan dirinya tanpa dasar hukum yang jelas. "Semua orang menuduh kami tidak bisa menunjukkan bukti," kata Susno lagi. (Yogi Gustaman)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.