Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Kunjungan Obama untuk Pendidikan

Kompas.com - 17/03/2010, 11:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, menekankan pentingnya bagi Indonesia memanfaatkan kunjungan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama untuk kepentingan meningkatkan kerja sama pendidikan kedua negara.

"Apapun masalahnya, kita sadar sesadar-sadarnya, pendidikan kita masih perlu dipacu, baik kualitas maupun kuantitasnya. Amerika Serikat merupakan salah satu kiblat pendidikan terbaik di dunia, sehingga banyak negara, termasuk Timur Tengah, Amerika Latin, maupun Asia dan Afrika yang mengirim siswa maupun mahasiswanya di sana," kata istri Adjie Massaid itu di Jakarta, Rabu (17/3/2010).

Angie mengatakan itu menyambut kedatangan Presiden Barack Obama ke Indonesia yang dijadwalkan berlangsung 23 hingga 25 Maret mendatang, atas undangan resmi Pemerintah RI.

"Tentang adanya aksi protes di beberapa kota atas kedatangan Presiden Obama, saya memahami itu sebagai suatu reaksi atas beberapa sikap Amerika Serikat yang dianggap kurang adil terhadap ’dunia Timur’. Tetapi, untuk menjalin persahabatan, apalagi demi kemaslahatan umat melalui peningkatan kerja sama pendidikan, saya rasa tidak ada masalah," ujar Anggota Komisi X (bidang pendidikan) DPR RI ini.

Mantan Putri Indonesia ini juga mengingatkan Pemerintah RI, melalui Kementerian Pendidikan Nasional, agar mampu menjalin kerja sama pendidikan yang saling menguntungkan, dengan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kunjungan Presiden Obama kali ini.

"Saat ini ’kan ada puluhan ribu siswa dan mahasiswa kita sedang studi di berbagai negara bagian di Amerika. Sebagian besar atas biaya sendiri. Alangkah baiknya jika ada program-program scholarship yang semakin memperbanyak siswa dan mahasiswa kita dari kalangan kurang mampu untuk dibiayai dan menimba ilmu ke sana," katanya lagi.

Pertukaran

Angelina Sondakh juga mengharapkan adanya pertukaran guru, siswa dan mahasiswa yang semakin meningkat, untuk saling pengertian antar-civil society.

"Bentuk-bentuk pertukaran itu bisa diatur melalui program yang baik, perkelompok atau individu dan tidak terbatas di perkotaan tetapi hingga kawasan pedesaan. Peningkatan saling pengertian antar civil society seperti itu, saya rasa akan mengikis perbedaan persepsi, karena mulai belajar untuk saling tahu sikap, prilaku dan lain sebagainya," katanya.

Dengan begitu, peningkatan kerja sama antara kedua negara besar di kawasan Pasifik ini, menurut dia, tidak hanya terjalin di tingkat elite eksekutif, parlemen maupun politik serta keamanan dan perekonomian maupun perdagangan, tetapi juga hingga ke tataran civil society secara umum.

"Pertukaran civil society yang terprogram bagus, akan menjadikan dua negara ini semakin kuat dalam bekerjasama di berbagai bidang untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia," kata Angelina Sondakh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Nasional
Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Nasional
Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional
Wilayah Udara IKN Akan Di-'cover' Radar GCI Buatan Perancis

Wilayah Udara IKN Akan Di-"cover" Radar GCI Buatan Perancis

Nasional
ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

Nasional
Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Nasional
Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

Nasional
Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi 'Online'

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi "Online"

Nasional
Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Nasional
PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

Nasional
Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Nasional
Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Nasional
Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com