Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Kapal Perang Amankan Kunjungan Obama

Kompas.com - 14/03/2010, 07:22 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Pangkalan TNI Angkatan Laut Benoa, Denpasar, mempersiapkan pengamanan wilayah teritorial untuk mengantisipasi kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Bali. Tujuh kapal perang dari Pangkalan Utama TNI AL V Surabaya akan didatangkan untuk menjaga perairan sekitar Bali.

Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs, Jumat (12/3) di Washington, AS, mengatakan bahwa Presiden Obama berangkat ke Asia pada 21 Maret, mundur dari jadwal 18 Maret.

Ibu Negara AS Michelle Obama dan dua putrinya, Malia dan Sasha, juga tidak jadi mendampingi Obama dalam kunjungan tersebut. Penundaan kunjungan Obama terjadi karena kesibukannya membenahi program pelayanan kesehatan.

Meski demikian, Indonesia terus sibuk dengan persiapan pengamanan kedatangan Obama. Pada hari Sabtu TNI AL melakukan latihan menangkap teroris.

Bali juga sibuk dengan program pengamanan. ”Wilayah perairan Bali masih rawan sebagai pintu masuk teroris dan berbagai kejahatan lain,” kata Komandan Pangkalan Utama TNI AL V Surabaya Brigjen Marinir Halim A Hermanto seusai memimpin serah terima jabatan Danlanal di Denpasar, Jumat.

Sedikitnya 2.000 polisi, termasuk beberapa personel penembak jitu, akan dikerahkan untuk pengamanan. TNI akan mengerahkan 9.000 personel. Berdasarkan informasi awal yang diterima Kepolisian Daerah Bali, Obama, antara lain, akan berkunjung ke Uluwatu, Pura Besakih, dan Universitas Udayana. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai belum mendapat jadwal penyisiran. Namun, pengamanan di sekitar bandara itu sudah mulai diperketat.

Polda Bali semakin intensif berkoordinasi dengan Tim Pengamanan Presiden AS (US Secret Service) menjelang kunjungan Obama. ”Kedatangan Tim Pengamanan Presiden AS bertujuan untuk meningkatkan koordinasi pengamanan kedatangan Obama agar berjalan selaras pada hari-H,” kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sutisna seusai menerima Tim Pengamanan Presiden AS di kantornya.

Menolak

Sementara itu, aksi puluhan mahasiswa di Palembang, Sumatera Selatan, yang mengatasnamakan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK), Jumat, berunjuk rasa menolak rencana kedatangan Obama ke Indonesia.

Unjuk rasa dimulai dari Bundaran Air Mancur. Peserta unjuk rasa berjalan menuju Gedung DPRD Sumatera Selatan. Di halaman Gedung DPRD Sumsel, mahasiswa melempari gambar mantan Presiden AS George W Bush dan Barack Obama dengan sepatu sebagai simbol protes terhadap kebijakan perang mereka.

Rizal Fahmi, Ketua BKLDK Korwil Sumsel, mengatakan, mahasiswa menolak kedatangan Obama karena dia melanjutkan kebijakan pendahulu- nya.

”Contohnya, Obama menambah 30.000 anggota pasukan AS ke Afganistan, kebijakan perang di Irak belum dicabut, dan Penjara Guantanamo belum ditutup, padahal di sana terjadi banyak penyiksaan,” kata Rizal.

Menurut dia, kedatangan Obama membawa sejumlah agenda untuk kepentingan AS, antara lain memastikan cengkeraman AS di Indonesia masih aman. Selain itu, Obama juga perlu menjaga kepentingan perusahaan multinasional asal AS di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut mengeruk sumber daya alam Indonesia, seperti di Aceh, Papua, dan Riau. (AYS/WAD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Gelar Rapat Paripurna: Hadir 64 Orang, 228 Anggota Izin

DPR Gelar Rapat Paripurna: Hadir 64 Orang, 228 Anggota Izin

Nasional
Fakta Pemecatan Ketua KPU: Pakai Relasi Kuasa dan Fasilitas Negara untuk Berbuat Asusila

Fakta Pemecatan Ketua KPU: Pakai Relasi Kuasa dan Fasilitas Negara untuk Berbuat Asusila

Nasional
Bulog dan Bapanas Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan 'Mark Up' Impor Beras Rp 2,7 Triliun

Bulog dan Bapanas Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan "Mark Up" Impor Beras Rp 2,7 Triliun

Nasional
Ketua KPU Dipecat karena Kasus Asusila, PP Muhammadiyah: Keputusan DKPP Sudah Tepat

Ketua KPU Dipecat karena Kasus Asusila, PP Muhammadiyah: Keputusan DKPP Sudah Tepat

Nasional
5 RUU “Nyelak” di Ujung Pemerintahan Jokowi, untuk Lemahkan Pengawasan Rakyat?

5 RUU “Nyelak” di Ujung Pemerintahan Jokowi, untuk Lemahkan Pengawasan Rakyat?

Nasional
Usai Putusan DKPP, Korban Asusila Hasyim Asy'ari Belum Putuskan Ambil Langkah Pidana

Usai Putusan DKPP, Korban Asusila Hasyim Asy'ari Belum Putuskan Ambil Langkah Pidana

Nasional
Kunker ke Sulawesi Selatan, Jokowi Akan Tinjau Program Pompanisasi

Kunker ke Sulawesi Selatan, Jokowi Akan Tinjau Program Pompanisasi

Nasional
Manusia Indonesia dan Hasyim Asy'ari yang Bersyukur Dipecat DKPP

Manusia Indonesia dan Hasyim Asy'ari yang Bersyukur Dipecat DKPP

Nasional
PAN: Pembentukan Pansus Haji Kurang Beretika, Cukup Raker

PAN: Pembentukan Pansus Haji Kurang Beretika, Cukup Raker

Nasional
KPK Sebut Pengadaan APD Covid-19 yang Dikorupsi Pakai Dana BNPB

KPK Sebut Pengadaan APD Covid-19 yang Dikorupsi Pakai Dana BNPB

Nasional
Seabrek Kontroversi Hasyim Ash'ari, Punya Hubungan dengan 'Wanita Emas' hingga Tindakan Asusila

Seabrek Kontroversi Hasyim Ash'ari, Punya Hubungan dengan "Wanita Emas" hingga Tindakan Asusila

Nasional
Ketua KPU Dipecat karena Asusila, PBNU: Diberi Amanah Malah Melakukan Tindakan Tak Terpuji

Ketua KPU Dipecat karena Asusila, PBNU: Diberi Amanah Malah Melakukan Tindakan Tak Terpuji

Nasional
Bersyukur Ketua KPU Dipecat, Penyintas: Saya Ingin Menginspirasi Semua Korban Perjuangkan Keadilan!

Bersyukur Ketua KPU Dipecat, Penyintas: Saya Ingin Menginspirasi Semua Korban Perjuangkan Keadilan!

Nasional
Tak Bisa Nikahi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Janjikan 5 Hal Ini kepada Korban

Tak Bisa Nikahi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Janjikan 5 Hal Ini kepada Korban

Nasional
'Pak Kapolri, Aku Minta Tolong, Pak, Kapolda Sumbar Sudah Banyak Tutup-tutupi...'

"Pak Kapolri, Aku Minta Tolong, Pak, Kapolda Sumbar Sudah Banyak Tutup-tutupi..."

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com