JAKARTA, KOMPAS.com — Seekor kerbau yang dibawa pengunjuk rasa dalam aksi memperingati 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono pada 28 Januari lalu membuat Presiden SBY tersinggung. Presiden menganggap cara unjuk rasa seperti itu tidak pantas. Pada tubuh kerbau ada coretan cat berwarna putih bertuliskan "SiBuYa".
Koordinator Pemuda Cinta Tanah Air (Pecat), elemen massa yang membawa kerbau itu, Yosef Rizal, Rabu (3/2/2010) di Jakarta, menanggapi pernyataan Presiden. Ia membantah bahwa kerbau itu ditujukan langsung kepada Presiden. Menurutnya, simbol kerbau itu ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintahan Yudhoyono.
Bagi Yosef, jika Presiden memaknai pesan dari simbol seekor kerbau itu adalah pemimpin gemuk yang malas dan bodoh, itu adalah hak Presiden. "Kerbau itu adalah simbol yang punya seribu makna, terserah orang memaknainya. Kalau SBY memaknai sebagai simbol pemimpin yang gemuk, malas, lamban meski sudah dipecut, itu terserah dia," ujarnya.
Soal pernyataan Presiden yang menyatakan ketersinggungannya, dinilai Yosef sebagai taktik belaka. "Itu bagian dari politik kehumasan dan strategi dia. Karena dia kan selalu mengeluh untuk pencitraan," ujar Yosef.
"Pernyataan SBY kemarin berarti dia pemimpin yang cengeng. Dia mengeluh kepada rakyatnya. Seharusnya kan rakyat yang mengeluh ke pemimpinnya," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.