Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nanan: Pemanggilan Media untuk Menjerat Anggodo

Kompas.com - 20/11/2009, 13:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna menegaskan, pemanggilan awak media oleh penyidik Mabes Polri untuk dimintai keterangan seputar transkrip rekaman sadapan milik KPK agar dapat menjerat Anggodo Widjojo sebagai tersangka.

Awak media dalam kasus pemanggilan oleh Mabes Polri tersebut adalah redaksi harian Kompas dan Seputar Indonesia.

"Polisi diminta masyarakat mengakomodasi rasa keadilan terhadap Anggodo agar segera jadi tersangka. Kami juga ingin segera memformulasikan agar Anggodo bisa ditetapkan jadi tersangka," jelas dia kepada puluhan wartawan yang berunjuk rasa di depan Mabes Polri, Jumat (20/11).

Saat puluhan wartawan melakukan aksi demonstrasi mengecam pemanggilan media, tanpa diduga Nanan yang akan menuju Mabes Polri langsung turun dari mobil dan menghampiri wartawan. Dia pun langsung mengklarifikasi mengenai pemanggilan tersebut.

Nanan menjelaskan, keterangan awak media diperlukan untuk menambah bukti selain rekaman sadapan yang telah disita dari KPK, keterangan saksi ahli, dan alat bukti lain untuk menjerat Anggodo sebagai tersangka dengan enam pasal.

"Kami memerlukan alat bukti lain dari keterangan beberapa media agar lengkap. Mungkin nanti MK akan dipanggil juga. Pemanggilan bukan karena ada masalah pemberitaan, intimidasi, atau kriminalisasi pers," kata dia.

Polisi menjerat Anggodo dengan pasal penyuapan, pemufakatan melakukan tindak pidana korupsi, pencemaran nama baik Presiden, penghinaan institusi dan pejabat publik, fitnah, dan pengancaman.

Akibat ada salah persepsi antara Mabes Polri dengan media, kata Nanan, penyidik kemudian memutuskan menunda jadwal pertemuan dengan media. "Karena ada opini (kriminalisasi pers), ya sudah batalkan dulu. Kami jelaskan dulu (kepada media) agar tidak miss comunication antara Mabes Polri dan teman-teman media," kata Nanan.

Ketika ditanya apakah pemanggilan untuk mencari tahu siapa oknum KPK yang membocorkan transkrip rekaman, Nanan menjawab, "Saya enggak tahu. Saya bukan penyidik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com