Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nila Juwita: Saya Jadi seperti Disepelekan...

Kompas.com - 23/10/2009, 13:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika mendengar kabar tidak lolos seleksi masuk ke kabinet, Prof dr Dr Nila Juwita F Moeloek mengaku panik. Wajar saja, karena pemberitaan di media massa sangat santer dirinya menjadi calon tunggal Menkes, apalagi dia sudah menjalani uji kepatutan dan kelayakan di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhyono dan menjalani tes kesehatan di RSPAD.

"Saya batal, saya mesti bilang apa ini. Saya enggak kecewa, tapi panik itu pasti. Bagaimana yah, kalau Anda sudah siap, tiba-tiba pengantinnya enggak datang. Kita kan harus menjelaskan mengapa. Ini yang saya panik, bagaimana sikap saya kalau orang-orang bertanya ada apa," katanya.

Apakah secara pribadi Anda merasa stres? "Saya kira manusia enggak pernah terlepas dari stres ya. Tergantung kita. Kategori stres itu ada di dunia kedokteran," ujarnya.

Meski begitu ibu tiga anak ini mengaku legowo menerima kejadian ini. "Saya menerima, saya bukan enggak menerima lho. Legowo kata orang Jawa. Saya enggak minta dan tidak mengharapkan. Bahkan menjadi kaget, shock, kok  disuruh pekerjaan itu. Anda bisa bayangin, kita kan shock," ungkapnya.

Ke depan, Nila siap melakukan aktivitas yang sudah lama digelutinya. Ia pun akan melupakan kejadian gagal jadi menteri. "Tapi, saya rasa itu maunya Tuhan kok. Tuhan baik sama saya. Mungkin saya tidak dicemplungkan, tidak terlibat segala macam, bisa kembali pada pengabdian yang sudah saya hayati dan saya sayangi ini. Saya merasa inilah yang terbaik," tuturnya.

Dalam kesempatan itu Nila juga mengungkapkan kekecewaan terhadap proses seleksi yang dilakukan Presiden SBY. Proses itu membuatnya terasa diremehkan. "Lain kali jangan begitu deh, orang sudah dipajang-pajang, tahu-tahu tidak jadi. Kasihan lah saya," ungkap Nila.

Latar belakang pendidikannya seperti disepelekan oleh proses rekrutmen tersebut. "Ini kan saya juga Guru Besar UI. Saya kan juga doktor, S-3, kok. Saya jadi seperti disepelekan. Saya kan bukan sekolah yang tidak ada stresnya dong," cetusnya.

Dokter spesialis mata di RS Cipto Mangunkusumo ini mengaku tak mengetahui apakah ada yang salah dari proses seleksi menteri tersebut. "Saya enggak tahu. Sebelumnya tidak ada nama kandidat. Di antara semua kandidat, cuma saya yang dokter," ujarnya.

Semua kejadian yang menimpanya tidak mengurangi simpati atas terpilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih menjadi Menkes. Meski tak mengenal secara pribadi, Nila mengakui Endang lebih layak menjadi Menkes dibanding dirinya. 

"Saya tidak mengenal dia secara pribadi dan profesional. Tak apa-apa. Tak ada masalah. Dia (Endang) tambah beban, saya hilang beban. Dia lebih pintar kok dari saya, karena dia yang terpilih. Mengapa saya harus kasih saran," katanya menyindir. (Abdul Qodir/Persda Network)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com