Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejutan, NPCI "Tahan" JK!

Kompas.com - 22/10/2009, 08:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seharusnya hari ini, Rabu (21/10), Muhammad Jusuf Kalla, wakil presiden periode 2004-2009, pergi ke Makassar. Namun, National Press Club of Indonesia (NPCI) menahannya untuk sebuah kejutan, yakni peluncuran buku Mereka Bicara JK di Hotel Sultan.

"Penerbitan ini untuk membangun tradisi apresiasi bagi para pejabat yang sudah purna tugas," kata Fenty Effendy, editor buku setebal 510 halaman ini.

Menurut dia, buku yang memuat komentar 63 tokoh untuk JK ini prosesnya dimulai pada akhir Agustus 2009 hingga masuk cetak pada saat gempa Padang terjadi.

"(Isinya) menyenangkan dan banyak cerita lucu dan terharu. (Ada) 63 orang yang terlibat. Ada sebagian yang menuliskan sendiri," kata Fenty.

Kumpulan tulisan ini berisi tentang pengalaman kebersamaan para tokoh, termasuk keluarga dengan JK. Hal menarik seperti diungkap Imelda Yusuf. Menurutnya, JK sangat menghargai jasa-jasa orang. Imelda mencontohkan, pernah JK menegur bawahannya yang sedang memecat pegawai supaya memperhatikan kembali jasanya.

Kemudian Imelda mengisahkan bahwa JK dalam keseharian sama seperti kebanyakan orang. Misalnya, punya minuman kegemaran yakni teh susu dan terkadang melanggar perintah dokter. JK pun di matannya telah gagal dalam mendidik para cucunya untuk bisa berbahasa Bone, sehingga JK menurunkan standar pada cucunya untuk bisa dialeknya saja. Dan itu berhasil.

"(Namun) yang jelas tidak bisa bernyanyi dengan benar," ujar Imelda yang lalu disambut dengan aplaus ratusan tamu undangan.

Sebagian besar tamu adalah mereka yang telah membubuhkan tintanya di dalam buku dengan 5 bab ini. Bab pertama berisi tentang Jejak Seorang Jusuf Kalla. Mereka yang mengisi bagian ini di antaranya Aburizal Bakrie, Menko Kesra KIB I dan Ketum Golkar 2009-2014; Aksa Mahmud, Wakil Ketua MPR 2004-2009; Amien Rais, Ketua MPR 1999-2004; Jacob Oetama, pendiri Harian Kompas; Benny Susetyo, pendiri Setara Institut; dan Taufik Kiemas, Ketua MPR 2009-2014.

"Pak JK itu jadi bapak bangsa, jadi tempat orang bertaya. Menarik orangnya," komentar suami Megawati Soekarnoputri itu.

Bab kedua berisi Jusuf Kalla Juru Damai. Mereka yang terlibat di bagian ini di antaranya Martti Ahtisaari, mantan Presiden Finlandia dan Peraih Nobel Perdamaian; Malik Mahmud, mantan pemimpin tinggi GAM di Swedia; Hamid Awaludin, Dubes RI untuk Rusia, dan Pendeta Richard Daulay Sekum PGI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com