Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarif Hasan Dorong Koperasi "Go International"

Kompas.com - 21/10/2009, 23:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Syarif Hasan tercatat telah menempuh perjalanan panjang untuk menuju posisinya saat ini, Menteri Negara Koperasi dan UKM (Meneg KUKM) Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014.

Pria kelahiran Palopo, Sulsel, 17-Juni-1949, itu sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Suami artis Inggrid Kansil itu menempuh rekam jejak sebagai legislator di Komisi XI, Fraksi P-Demokrat, hingga anggota Panitia Anggaran.

Syarif menghabiskan masa sekolahnya hingga bangku menengah atas di Makassar. Ia kemudian melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Unkris sampai meraih gelar Master Manajemen. Jejak pendidikannya tidak berhenti sampai di situ. Ayah empat anak itu melanjutkan studi di California State University untuk Magister Business.

Ia dikenal sebagai pria yang cerdas dan gigih dalam memperjuangkan keinginannya. Syarif kemudian menjadi ahli lantaran kesukaannya pada bidang ekonomi bahkan sejak usianya belasan tahun. Hitung-menghitung baginya tidak selalu berarti matematika, tetapi juga ekonomi yang mengajaknya melanglang hingga ke berbagai macam dunia kerja amat bergengsi.

Langkah Syarif dimulai ketika ia bergabung di perusahaan berpengaruh, PT United Tractors. Di perusahaan kondang itu, Syarif sukses membuktikan dirinya sebagai sosok yang memiliki tanggung jawab dan komitmen tinggi. Ia bertahan di perusahaan yang sama hingga enam tahun lamanya sampai kemudian pindah ke PT Baritha Multi Recon sampai 1985.

Syarif kemudian beralih ke PT IFC Jakarta. Di perusahaan itu, ia bertahan hingga 15 tahun sampai tahun 1990. Kariernya berlanjut di PT Mesa Aparasa sampai detik ini. Sampai saat ini Syarif dikenal sebagai salah satu pengusaha yang gigih dan berkomitmen tinggi.

Di sela-sela kesibukannya, Syarif bertekad mengabdikan diri kepada masyarakat untuk menyuarakan aspirasi rakyat banyak. Baginya partai adalah jalan yang tepat. Dan Demokrat adalah wadah yang dianggapnya mampu memberikan fasilitas itu.

Syarif terbilang aktif hingga kemudian terpilih menjadi wakil rakyat menduduki kursi DPR di Senayan. Ia memperoleh suara lebih dari 20 ribu dari daerah pemilihannya di wilayah Jawa Barat III. Dalam partai, ia sukses menduduki posisi Ketua Fraksi Partai Demokrat. Dan sebagai kader, pria itu dinilai amat potensial sehingga sejak awal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menggadang-gadang Syarif untuk menduduki salah satu posisi menteri.

"Sebagai kader dan putra bangsa saya siap ditempatkan di mana saja untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," kata Syarif Hasan.

Raja Minyak
Syarif Hasan ternama lantaran kiprahnya dalam sektor perminyakan. Bahkan rekan sejawatnya, Sutan Bhatoegana, anggota fraksi PD, semula sempat memprediksikan Syarif bakal menduduki kursi Menteri ESDM atau Meneg BUMN.  "Pak Syarif kan latar belakangnya pengusaha minyak. Karena itu, cocok di ESDM dan BUMN," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com