Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY-JK Saksi Pernikahan Yenny Wahid-Dhohir Farisi

Kompas.com - 14/10/2009, 16:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-Kedatangan rombongan mempelai pria di Masjid Al-Munawwarah, Ciganjur  pagi itu (13/10) langsung disambut suara rebana yang ditabuh tim rebana Institut Ilmu al-Quran (IIQ) Jakarta. Sementara rombongan yang laki-laki masuk ke dalam masjid, rombongan perempuan dari mempelai pria masuk ke kediaman KH Abdurrahman Wahid, yang lokasinya bersebalahan dengan rumah mantan Presiden RI ke-4 itu. Rombongan itu langsung diterima keluarga besar KH Abdurrahman Wahid bersama sang isteri, Sinta Nuriyah Wahid.

Tak lama giliran Wakil Presiden yang datang menuju ruangan VVIP dimana Gus Dur dan keluarga menunggu. Kedatangan orang nomor dua itu disambut meriah tempik rebana Madura. Setelah itu baru tiba giliran Presiden RI beserta rombongan yang datang.

Beberapa saat kemudian rombongan keluarga dari mempelai perempuan, KH Abdurrahman Wahid bersama isteri dan kedua petinggi negeri itu menuju masjid, tempat dilangsungkan akad nikah.

Seperti dilansir situs The Wahid Institute, pemandangan pagi itu merupakan sesi gladi resik acara akad nikah Arifah Chafsoh Rahman atau akrab disapa Yenny Wahid dengan Dhohir Farisi, pria kelahiran probolinggo dari pasangan H Maruf Hasyim dan Hj Ma'rufah, yang akan digelar Kamis besok (15/10).

Sekitar 60-an orang terlibat di sesi gladi resik pagi itu. Sebanyak 50-an orang dari panitia pelaksana akad nikah, 10 orang dari pihak protokoler dan Pasukan Pengaman Presiden dan Wakil Presiden. "Acara gladi resik sendiri mulai pukul 10.00 WIB sampai 13.00 WIB," kata Gamal Ferdhi salah seorang panitia bagian media, Rabu (14/10).

Seperti diberitakan, akad nikah pasangan yang dilangsungkan Kamis besok ini akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Keduanya bertindak sebagai saksi.  

Lantaran kedatangan orang nomor satu dan dua negeri ini sedianya jalan menuju lokasi, mulai dari Jalan Raya Cilandak  hingga menuju Jalan Warung Sila ditutup sementara pada pukul 13.00 -13.30 WIB dan 15.30-16.00 WIB. "Untuk itu keluarga besar mempelai meminta maaf kepada masyarakat yang terganggu dengan ini dan harap memakluminya," kata Gamal.

Seremoni acara akad nikah rencananya dimulai pukul 12.00 WIB dan berakhir pukul 21.00 WIB. Dan Gusdur rencananya yang akan langsung menjadi wali nikah bagi pernikahan puteri keduanya itu. Yang bertindak sebagai pencatat nikah adalah Khaliq dari Kantor Urusan Agama setempat dan dipandu Moqsith Ghazali, salah satu peneliti senior the Wahid Institute, yang didapuk sebagai master ceremony. Sedang yang akan memberi nasihat perkawinan adalah KH Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus.

Selama prosesi akad nikah berlangsung, para wartawan tak diperkenankan langsung meliput di dalam ruangan. Namun begitu, menurut Gamal panitia untuk urusan media, menyatakan pihaknya sudah menyiapkan ruangan khusus media berupa layar TV yang langsung tersambung ke tempat acara, termasuk bahan-bahan untuk media. Pada pukul 18.00 - 18.30 WIB mempelai juga akan menggelar konferensi pers terkait acara akad nikah. Acara akad itu akan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan pada Minggu (18/10) yang digelar di Gedung Sampoerna Jalan Sudirman Jakarta.

Yenny Wahid lahir di Jombang Jawa Timur pada 29 Oktober 1974. Ia puteri kedua dari empat bersaudara:  Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman (kakak), Anitta Hayatunnufus Rahman (adik), dan Inayah Wulandari Wahid (adik). Lulus sebagai sarjana di Desain dan Komunikasi Visual Universitas Trisakti, mantan jurnalis The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) pada 1997-1999 ini melanjutkan studinya di Harvard University.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com