Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keppres 3 Nama Pimpinan KPK Disampaikan Pagi Ini

Kompas.com - 23/09/2009, 03:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono batal menandatangani rancangan Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Tiga Nama Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (22/9) malam. Pasalnya, Presiden Yudhoyono tidak mau terburu-buru memutuskan nama-nama untuk menjadi pejabat sementara pimpinan KPK.

"Karena ini menyangkut nama-nama, Presiden tidak mau terburu-buru. Presiden masih mempertimbangkan nama-nama dan proses penentuannya. Masih ada waktu, apalagi Presiden sekarang tengah mempersiapkan keberangkatan menuju KTT G-20 di Amerika Serikat," ujar Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, Selasa malam, saat dihubungi Kompas.

Menurut Andi, perihal Keppres pengangkatan tiga nama pimpinan KPK, Rabu pagi akan disampaikan oleh pejabat terkait. "Kalau tidak oleh Pak Hatta, ya oleh Pak Widodo," tandas Andi.

Sebelumnya, Menko Polhukam Widodo AS, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi melapor ke Presiden di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Selasa malam pukul 19.00 wib. Selain soal persiapan keberangkatan, dilaporkan juga mengenai rancangan Keppres tersebut.

Selasa sore di Gedung Setneg, Hatta sebelumnya memimpin rapat mengenai peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) tentang pengangkatan pejabat sementara KPK berikut Keppres tentang pemberhentian pimpinan KPK.

Hatta mengakui Perppu sudah diteken Senin (21/9) lalu, berikut juga Keppres pemberhentian. Direncanakan, Selasa malam ini Keppres diteken Presiden, mengingat Presiden besok pagi akan berangkat ke AS. Menhuk dan HAM Andi Mattalatta pernah menyatakan, Perppu akan segera diteken sebelum Presiden Yudhoyono meninggalkan Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com