Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Bantah Pimpinan KPK Terima Suap

Kompas.com - 15/07/2009, 18:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah isu suap yang dilakukan salah satu pimpinan KPK dalam kasus dugaan korupsi proyek sistem komunikasi radio terpadu (SKRT).

Bantahan ini diungkapkan pimpinan KPK kepada sejumlah anggota Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak) saat melakukan pertemuan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/7). "Tadi pimpinan menjelaskan bahwa mengenai isu menerima uang terkait kasus Masaro tidak benar," kata anggota Cicak yang juga Koordinator Transparancy International Indonesia, Teten Masduki, saat konferensi pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/7).

Isu suap yang diduga dilakukan Direktur Masaro Radiocom, Anggoro Widjaya, kepada salah seorang pimpinan KPK pertama kali berembus setelah Ketua KPK Antasari Azhar ditetapkan pihak kepolisian menjadi tersangka kasus pembunuhan Dirut Putera Rajawali Banjaran, Nazaruddin Zulkarnaen.

Menurut isu yang beredar, aparat kepolisian dikabarkan menemukan bukti adanya keterlibatan salah seorang pimpinan KPK dalam kasus dugaan korupsi proyek sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) di sebuah rekaman suara di komputer jinjing (laptop) yang disita aparat kepolisian dari Ketua KPK Antasari Azhar.

Teten sendiri menilai, aparat kepolisian dan kejaksaan tidak memiliki bukti permulaan yang cukup yang dapat memungkinkan membawa pimpinan KPK masuk ke dalam proses hukum. Ia juga mengaku khawatir adanya upaya untuk mempreteli komisi yang bertugas untuk memberantas korupsi itu. Pasalnya, jika sudah ditetapkan menjadi tersangka maka secara otomatis pimpinan KPK itu akan dinonaktifkan. "Jangan sampai nasib KPK di sini sama dengan KPK di Thailand, dipreteli," ujar Teten.

Teten juga mengingatkan Presiden Yudhoyono untuk secara profesional membantu KPK, karena menurutnya, Presiden Yudhoyono tidak akan dapat mewujudkan janji pemberantasan korupsi lima tahun ke depan tanpa adanya KPK sebagai partner yang profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com