JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Presiden Direktur Lembaga Riset Indonesia (LRI) Johan O. Silalahi yang menantang Lembaga Survei Indonesia (LSI) dengan taruhan kredibilitas lembaga survei mendapat tanggapan langsung dari Direktur Eksekutif LSI Saiful Mujani. "LSI tidak pernah bilang satu putaran dalam pilpres mendatang. Kami tidak pernah buat proyeksi," kata Saiful ketika dihubungi Kompas.com, Senin (8/6).
Perkataan Saiful ini terkait dengan pemberitaan sebelumnya. Dalam berita itu dikatakan Johan keberatan jika LSI mengatakan pilpres mendatang hanya akan terjadi satu putaran. Apalagi didasarkan pada hasil survei LSI yang menyebutkan elektabilitas SBY-Budiono mencapai 71 persen. Hasil lengkap survei LSI yang dibiayai Fox Indonesia, konsultan politik SBY-Boediono, menempatkan elektabilitas Mega-Prabowo 16,4 persen, dan JK-Wiranto 6 persen.
Hasil survei ini berbeda jauh dengan yang dilansir LRI, organisasi sayap dalam Tim Sukses pasangan JK-Wiranto, kemarin (7/6). Hasilnya, elektabilitas SBY-Boediono saat disurvei sebesar 33,02 persen disusul JK-Win 29,29 persen dan Mega-Prabowo 20,09 persen. Dari data ini, LRI yakin bahwa pilpres akan berlangsung dua putaran, bukan satu putaran sebagaimana dikatakan LSI.
Menurut Saiful, dalam persolan ini ada kesalahan dalam membaca hasil survei. Hasil survei, lanjutnya, hanya bisa dipakai untuk membaca suatu elektabilitas hanya di saat waktu survei. Lewat hari itu, hasil surveinya pasti berbeda. "Maka pernyataan yang benar adalah 'menurut hasil survei LSI ketika survei dilakukan, pilihan masyarakat memilih SBY-Boediono.' Sudah begitu saja," jelasnya.
Hal itu berbeda, ia menyambung, jika dikatakan 'berdasarkan hasil survei hari ini elektabilitas SBY 71 persen, maka pilpres mendatang akan berlangsung dua putaran.' Menurut Saiful, kalimat terakhir ini yang ditangkap Johan terhadap LSI, dan itu salah. Lebih lanjut Saiful mengatakan LSI bukanlah lembaga judi yang membuat kesimpulan tanpa melakukan survei. Untuk dapat mengatakan pilpres berlangsung satu atau dua putaran harus melakukan survei berkali-kali. Setidaknya dalam dua tahun dilakukan 30 kali survei. "Sedangkan untuk pilpes ini saja LSI baru melakukan satu survei, mana mungkin dari satu survei itu kami berani buat proyeksi ke depan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.