Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utak-atik Koalisi, yang Jauh Mendekat, yang Dekat Merapat

Kompas.com - 14/04/2009, 07:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam sebuah pertarungan, kemenangan pasti menjadi tujuan. Ketika kekalahan yang didapat, apa yang dilakukan agar tak merasa kalah telak? Gambaran gerak-gerik dan langkah politik sejumlah partai yang tak meraih suara signifikan mungkin bisa menjadi cermin bagaimana para 'pemain' di gelanggang politik menjalankan strateginya. Partai yang tadinya percaya diri melangkah sendiri akhirnya berpikir untuk merapat kembali ke mitra koalisi yang menjadi kampiun pertarungan.

Peta koalisi seakan dibangun dari dua jalur, jalur Demokrat dan PDI Perjuangan. Demokrat tampaknya tak terlalu sulit menjalin mitra koalisinya untuk membangun jembatan emas (golden bridge). Aura cerah SBY mampu menarik partai-partai yang sudah menunjukkan gelagat menjauh untuk kembali mendekat. 

Golkar, yang sebelumnya menyatakan siap memajukan capres sendiri, akhirnya mengendur dengan mempertimbangkan kembali menduetkan SBY-JK. Alasannya, melihat keinginan publik yang menginginkan keduanya kembali bersatu. Hal itu diutarakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono.

"Kecenderungannya adalah Demokrat, karena memang suara-suara publik ini menghendaki seperti itu," kata Agung, Senin (13/4).

Partai Amanat Nasional (PAN), yang belakangan aktif menjalin komunikasi politik dengan Golkar dan PDI Perjuangan, juga menunjukkan gelagat merapat ke Demokrat. Meskipun Sekjen PAN Zulkifli Hasan mengatakan, partainya masih menjalin komunikasi dengan partai lainnya.

"PAN masih penjajakan. Tapi kalau kita (PAN) biru sama biru kayanya lebih dekat," begitu kata Zulkifli.

Posisi tarik ulur mulai diperlihatkan PKS, saat Sekjen PKS Anis Matta secara tegas menyatakan bahwa partainya akan menarik diri dari koalisi golden bridge yang digalang Demokrat jika Golkar kembali diterima bergabung. Menurut Anis, koalisi yang terlalu pragmatis hanya berpikir pada kekuasaan dan menang-kalah.

Di kubu lain, koalisi yang dimotori PDI Perjuangan tampaknya bisa mendekatkan partai yang dibangun dua mantan jenderal. Wiranto, yang menjadi Ketua Umum Partai Hanura, selama ini diketahui tak menjalin komunikasi dengan Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Kemarin, keduanya bertemu. Meski tak mengakui secara eksplisit, komunikasi politik yang dibangun bukan tak mungkin sebagai langkah membangun koalisi.

Pekan lalu, Ketua Dewan Pertimbangan PDI Perjuangan Taufik Kiemas bahkan sudah memastikan bahwa Hanura dan Gerindra berada di barisan koalisinya.

Bagaimana peta koalisi?

Melihat peta koalisi dua kubu, menurut pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito, masing-masing tengah berhati-hati melangkah. Masih kuatnya aura SBY membuat kubu PDI Perjuangan yang ingin mengajukan Mega tak boleh gegabah mengambil langkah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

Nasional
Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Nasional
Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Nasional
Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Nasional
Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Nasional
Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Nasional
PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

Nasional
Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Nasional
Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Nasional
Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Nasional
Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Nasional
KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

Nasional
Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

PDN Diserang "Ransomware", Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com