Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Kampanye ibarat Putaran Kaset Rusak

Kompas.com - 28/03/2009, 10:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masa kampanye telah berjalan hampir dua minggu. Coba cermati janji kampanye yang kerap Anda dengar. Sama bunyinya? Terkesan mengulang alias sama seperti janji yang pernah diungkapkan sejak lima tahun lalu?

Koordinator Konsorsium Kemiskinan Kota, Wardah Hafidz, mengatakan, semua janji yang diucapkan partai maupun caleg pada tahun ini tak ada bedanya dengan janji pada Pemilu 2004. Janji yang dilontarkan hanya isu-isu umum yang tidak menyentuh hal-hal mendasar. Ia pun melihat janji-janji yang diumbar saat ini tak lebih sebagai putaran kaset rusak yang terdengar sumbang.

"Coba dengar janji-janji itu. Kayak kaset rusak. Menjanjikan hal yang itu-itu saja, tapi tetap tidak direalisasi dan tidak ada perubahan," kata Wardah, pada diskusi Kampanye dan Janji Palsu, di Jakarta, Sabtu (28/3).

Janji-janji klasik itu di antaranya pendidikan murah, pelayanan kesehatan yang baik, dan murahnya harga-harga kebutuhan pokok. "Tapi tidak ada persoalan mendasar yang dijanjikan. Misalnya, enggak ada yang berani menyentuh persoalan seperti tanah, bagaimana tata tanah di desa dan kota. Satu pun tidak ada yang berani menyentuh itu karena mereka tahu itu susah. Artinya, mereka tidak mau berusaha memperjuangkan persoalan mendasar rakyat," ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Sosiolog UI, Tamrin Amal Tamagola, melihat, janji-janji yang disampaikan peserta pemilu terlalu muluk. Para caleg, menurutnya tak melihat pada lingkup apa mereka berkompetisi.

"Calon lokal, seperti caleg DPRD, isunya juga harus lokal. Ini, ada yang menjanjikan hal-hal yang levelnya persoalan nasional. Kalau capres, itu lingkup nasional. Janji itu, orang akan melihat, mungkin dilakukan atau tidak. Yang masuk akal saja," kata Tamrin.

Masih nyaman mendengar "kaset rusak"?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com