Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim dan Peralihan Kekuasaan

Kompas.com - 28/11/2008, 07:14 WIB

Jika ini yang dimaksud mayoritas, ia terdiri dari 43 anggota parlemen warga Melayu dan 70 non-Melayu. Mayoritas demikian sangat rawan karena akan melahirkan kesan bahwa saat ini Malaysia diperintah non-Melayu.

Situasi demikian bertentangan dengan prinsip ”ketuanan Melayu”, yang ditetapkan dalam UUD federal. Selain itu akan mengundang protes masyarakat Melayu, dengan kemungkinan pecahnya kerusuhan massal.

Anwar tidak mengutarakan hal itu karena akan berdampak negatif terhadap citra koalisi 3 parpol oposisi dalam Pakatan Rakyat. Inilah konsekuensi politik berasaskan ras dan agama.

”Bahwa Badawi tidak meresponsnya, itu masalah lain. Kita menghendaki peralihan kekuasaan secara aman dan damai. Bukan dengan kekuatan unjuk rasa seperti di Thailand atau Filipina,” kata Anwar Ibrahim.

Anwar memastikan rencana peralihan kekuasaan akan terwujud, tetapi tidak dalam waktu dekat karena mundurnya PM Badawi pada Maret mendatang berpengaruh pada rencana semula.

Kalangan pengamat berpendapat, peluang Anwar Ibrahim sebagai PM akan makin tipis jika nantinya Najib Razak resmi mengganti posisi Badawi. Razak tidak akan ragu menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan.

Kasus sodomi II yang dituduhkan pada Anwar Ibrahim baru-baru ini, misalnya, disebut-sebut didalangi Najib Razak. Indikasinya, beberapa hari sebelum melaporkan kasusnya ke polisi, Saiful Azalan (23), yang mengaku korban sodomi, bertemu dengan Najib Razak.

Sebaliknya, sebagai pengatur strategi, Saefuddin Nasution justru berpendapat bahwa Najib lebih mudah digoyang karena keterlibatannya dalam berbagai kasus, termasuk kasus pengadaan kapal selam buatan Prancis maupun kasus pembunuhan wanita Mongolia.

Kasus pembunuhan ini sedang dalam proses hukum. Dua dari tiga terdakwanya adalah pasukan elite polisi yang bertugas mengawal Deputi PM Najib Razak. Jika Najib terseret dalam kasus ini, kariernya akan berakhir.

Tetapi, beberapa hari lalu seorang terdakwa lain, Abdul Razak Baginda, analis politik dan kawan dekat Najib Razak, divonis bebas. Vonis ini sesuai dengan SMS Najib kepada Razak Baginda yang bocor dan menghebohkan. Isinya, antara lain, agar Baginda bersabar karena ia akan bebas.

Lantas, apakah masih ada peluang Anwar Ibrahim tampil sebagai PM? (Maruli Tobing)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com