meninggalkan sisa badai yang masih bergemuruh di hati
menyisakan sedikit harapan
rangkaian
perjalanan yang sempat membuatku mabuk
lalu merasakan kecewa
SudutBumi, November 2007
Orangorang Berpayung
selepas bersepakat dengan matahari
kami bergegas ke kota
berjalan menyusuri setapak sepi
tersebab listrik belum menjangkau
kami harus membenahi semua siang hari
merapikan hidup yang serba rumit
karena kami sadar
jelujur yang kami pijak adalak milik semesta
di tempat ini tak ada cahaya
selain matahari sang juru penghangat
walau temaram datang
itu hanya milik malam
yang diterangi bulan
kami selalu gegas
ketika kota yang didatangi hanya menyeringai
begitu asing
tak mengenal wajahwajah kami
sebab kami membutuhkan segala sandang
segala pangan
dan segala perabot