Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yudhoyono Coret Anaknya dari Caleg Nomor Satu

Kompas.com - 22/10/2008, 07:24 WIB

JAKARTA, RABU — Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mencemaskan kecenderungan terjadinya politik keluarga dalam partai yang didirikannya. Kecenderungan itu dihentikan Yudhoyono dengan contoh mencoret anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, dari nomor urut satu, nomor jadi, pada daftar caleg di Daerah Pemilihan Jawa Timur VII.

”Awalnya terlalu banyak nepotisme di Demokrat. Anak pengurus partai jadi caleg nomor urut satu, seperti putra Yudhoyono dan Hadi Utomo (Ketua Umum Partai Demokrat). Yudhoyono menentang kecenderungan itu dan meminta Ibas paling tinggi nomor urut empat. Akhirnya Ibas di nomor urut tiga,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok di Jakarta, Selasa (21/10).

Mubarok menilai, kekeluargaan di parpol untuk beberapa hal wajar, tetapi cenderung negatif jika tak ada ukuran dalam sistemnya.

Dengan arahan dan teladan Yudhoyono terhadap anaknya, Mubarok menjamin, masuknya keluarga tokoh partai di Partai Demokrat saat ini tergolong wajar karena tidak mendapat keistimewaan dan harus mengikuti sistem yang ada.

Sebaliknya, Hadimulyo, fungsionaris Partai Persatuan Pembangunan (PPP), prihatin dengan adanya politik keluarga di sejumlah parpol, termasuk PPP. Jika tidak dikoreksi, citra PPP bisa tercederai. Terlebih, PPP pernah berada di garis depan saat pembahasan mengenai penyelenggaraan negara yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Menurut Hadimulyo, dalam politik, keuntungan karena kedekatan hubungan keluarga tak bisa diabaikan. Namun, sangat memprihatinkan jika hal itu terus ditumbuhkan dalam kehidupan parpol, terutama ketika PPP pernah sangat kukuh menginginkan praktik bernegara yang bebas kolusi dan nepotisme. ”Untuk menjaga nama baik parpol, ada baiknya salah satu caleg yang punya hubungan keluarga secara sukarela mengundurkan diri dari pencalonan,” kata Hadimulyo.

Jerry AK Sambuaga (23), anak Ketua Komisi I DPR Theo Sambuaga, yang pada Pemilu 2009 maju sebagai caleg DPR dari Partai Golkar untuk Daerah Pemilihan DKI Jakarta II nomor urut tujuh, menekankan, hak siapa pun untuk berpolitik. Justru aneh jika hak politik seseorang ditutup hanya karena keturunan atau kerabat politisi-senior atau pimpinan parpol. Dari latar belakang apa pun tidak harus dipersoalkan karena rakyat yang akan memilih.

Lahir dan dibesarkan dalam keluarga berlatar belakang politik telah membentuk karakternya. Secara tidak langsung, naluri Jerry terasah. Sejak 1997, ia sudah terlibat di Partai Golkar sampai kini menjadi anggota Badan Informasi dan Komunikasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.

Irfan Wahid, putra politisi Salahuddin Wahid, Selasa, meluruskan data keluarga KH Hasyim Asyari (Kompas, 21/10), dirinya sejak Agustus 2007 mengundurkan diri dari Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ia kini menjadi konsultan komunikasi politik bagi PKS dan partai lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com