Dari pernikahan Agus dan Annisa lahir Almira Tunggadewi Yudhoyono. ”Almira dalam bahasa Arab artinya putri yang mulia, putri yang kuat. Tunggadewi adalah nama Ratu Majapahit abad ke-14. Yudhoyono adalah nama keluarga saya,” ujar Yudhoyono saat jumpa pers sehari setelah mendapat cucu pertama.
Di luar garis ayah dan ibunya, Edhie Baskoro atau biasa dipanggil Ibas memilih jalur sipil untuk menyongsong masa depannya. Setelah menamatkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 39, Jakarta, Ibas melanjutkan kuliah di Curtin University of Technology, Pert, Australia. Dua gelar sarjana, yaitu Commerce Finance dan Electric Commerce, diraihnya tahun 2005.
Belum sempat terdengar mengaplikasikan dua gelar kesarjanaannya itu di bidang profesional, Ibas melanjutkan studi strata dua bersama Agus di NTU Singapura untuk program International Political Economy. Gelar MSc diraih tahun 2007 setelah menjalani pendidikan 1,5 tahun.
Sejak meraih gelar-gelar itu, Ibas aktif di Partai Demokrat yang didirikan ayahnya. Di partai tempat pamannya, Hadi Utomo, menjadi ketua umum itu, Ibas menjabat sebagai Ketua Departemen Kaderisasi. Untuk Pemilu 2009, Ibas yang menjadi Koordinator Wilayah DKI Jakarta, memilih mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari kampung halaman ayahnya, Pacitan, Jawa Timur.
Ibas berada di nomor urut satu untuk daerah pemilihan (dapil) Jatim VII yang meliputi Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi. Meskipun Partai Demokrat menetapkan sistem suara terbanyak, Ibas tetap ditempatkan di nomor urut pertama karena kontribusinya kepada partai dinilai paling besar dari semua calon yang mendaftar di dapil Jatim VII.
Karena lebih banyak memiliki waktu dan tidak banyak terikat dibandingkan dengan Agus, Ibas kerap menyertai kegiatan kunjungan kerja Presiden ke berbagai tempat. Terakhir, saat Presiden melakukan safari Ramadhan ke sejumlah wilayah di Jatim, Ibas ikut serta. Daerah yang dikunjungi Presiden adalah Ponorogo, Madiun, Jombang, Gresik, dan Surabaya.
Yudhoyono ketujuh
Di samping Yudhoyono, Ani, Agus, Ibas, Annisa, dan terakhir Almira, dalam empat tahun terakhir ini lahir ”yudhoyono-yudhoyono” ideologis di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta. Kebanyakan dari mereka memilih menyamarkan kekagumannya karena berbagai alasan.
Di antara para pengagum itu adalah Cho Yong-joon (66). Sampai tahun 2000, Cho masih berkewarganegaraan Korea Selatan. Cho bertugas sebagai wartawan The Hankook Ilbo (The Korea Times). Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, adalah salah satu tempat tugasnya.
Perkenalannya dengan Yudhoyono jauh terjadi sejak dirinya dekat dengan Sarwo Edhie Wibowo. Ketika perayaan pernikahan Yudhoyono dengan Ani (dan dua anak Sarwo Edhie lainnya) dilakukan di Jalan Flamboyan, Cijantung, Jakarta Timur, tahun 1976, Cho hadir sebagai undangan. ”Waktu itu Pak Sarwo Edhie berbicara dan menyampaikan doa serta keinginannya agar salah satu dari menantunya menjadi Presiden,” ujar Cho.