INI kisah tentang regenerasi yang sedang bertumbuh dan berkembang secara alamiah menurut garis darah.
Kisah pun diawali dari kelahiran cucu pertama Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada 17 Agustus 2008 lalu. Ia bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono, anak pertama pasangan Kapten (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Larasati.
Almira yang dilahirkan melalui operasi caesar tepat pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-63 Kemerdekaan Republik Indonesia itu merupakan orang terbaru atau keenam dalam keluarga besar yang menyandang nama Yudhoyono di akhir namanya.
Meskipun nama keluarga tidak dikenal dalam budaya Jawa, sebutan Yudhoyono lalu menjadi seperti nama keluarga karena selalu melekat di bagian akhir nama anggota keluarga.
Bersama Almira yang sudah 40 hari setelah lahir tinggal di Istana Negara, Jakarta, terdapat enam Yudhoyono ”pendahulu”.
Mereka berturut-turut Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Ny Kristiani Herawati Yudhoyono, kemudian kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono. ”Penyandang” dua nama Yudhoyono terakhir adalah Annisa Larasati Agus Yudhoyono dan putrinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono.
Namun, di luar hubungan keluarga besar dan garis keturunan biologis, ”yudhoyono-yudhoyono” lain mulai bermunculan. Hubungan keluarga dan biologis tak lagi jadi patokan. Ini masalah ideologis yang memang mulai melahirkan generasinya. Sebuah fenomena wajar yang kerap muncul dari tokoh mana pun yang dinilai memancarkan pesona dan kekaguman.
Di dalam lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, ”yudhoyono” ideologis itu telah lahir setidaknya sejak empat tahun terakhir. Mudah mengenali mereka para yudhoyonois itu. Seperti para pengagum dan loyalis tokoh-tokoh lain, para yudhoyonois akan menjadi seperti ”pemain bertahan” dalam sepak bola ketika ada serangan dari siapa pun kepada orang yang dikaguminya itu.
Namun, yudhoyonois pun tampaknya ada tingkatannya. Ada yang loyalis sejati dan telah terbukti karena tempaan waktu. Ada yang mendadak menjadi loyalis karena sebuah keharusan atau setidaknya kepatutan. Alasan pragmatis biasanya menghinggapi yudhoyonois dadakan ini yang akan bisa berubah loyal kepada tokoh lain jika kepentingan pragmatisnya lebih terakomodasi.
Pemenang setiap perang