Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Yudhoyono di Istana

Kompas.com - 20/09/2008, 07:04 WIB

Yudhoyono adalah nama yang diberikan Soekotjo ketika mendapati anak laki-lakinya lahir di lingkungan Pondok Pesantren Tremas, 15 kilometer dari pusat Kabupaten Pacitan, 9 September 1949. Menurut tentara yang berpangkat pembantu letnan satu (peltu) ini, Yudhoyono yang lahir selepas ashar mengandung arti pemenang setiap perang.

Nama adalah doa pemberi nama. Secara utuh, Susilo Bambang Yudhoyono didoakan Soekotjo yang menikah dengan Habibah agar menjadi orang yang santun, berjiwa ksatria, dan memenangi setiap peperangan. Jalan hidupnya, setidaknya seperti dituliskan secara serbasempurna di sejumlah buku, memang seperti memenuhi doa-doa itu.

Menang perang memang tidak selalu harus dalam posisi melihat pihak lain kalah. Dalam kekalahan, kemenangan juga bisa tetap diraih. Itu sebabnya, kenapa Yudhoyono kerap memberi nasihat kepada mereka yang kalah dalam pemilihan umum. Kekalahan adalah kemenangan tertunda. Semangat ini membuat Yudhoyono tidak pernah akan merasa kalah meskipun faktanya memang kalah.

Nasihat itu didasarkan pada pengalaman pribadinya saat dikalahkan Hamzah Haz saat bersaing menjadi wakil presidennya Megawati Soekarnoputri memperebutkan suara anggota MPR dalam Sidang Istimewa MPR tahun 2001.

Kekalahan itu menumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk mendirikan partai politik sebagai kendaraan politik untuk meraih kekuasaan. Partai Demokrat dimatangkan ketika jabatan sebagai pembantu Presiden Megawati masih disandang. Tiga tahun kemudian, dalam Pemilu 2004, bukan hanya Hamzah, bahkan Megawati pun dikalahkan.

Sikap Yudhoyono ini dipahami betul oleh lima ”yudhoyono” lain dalam lingkungan keluarga besarnya. Karena itu, nama akhir Yudhoyono selalu disandang di akhir setiap nama sebagai pengingat dan doa sekaligus.

Enam Yudhoyono

Ani Yudhoyono terlahir dengan nama Kristiani Herawati dari keluarga tentara seperti Yudhoyono. Berbeda dengan Yudhoyono, Ani adalah anak ketiga Sarwo Edhie Wibowo, seorang tentara yang terpandang karena kiprah dan jasanya. Sarwo Edhie Wibowo diabadikan menjadi nama gedung di Kompleks Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung, Jakarta Timur.

Ani menambahkan nama Yudhoyono di belakang namanya setelah menikah dengan Yudhoyono pada 30 Juli 1976. Konsekuensi pernikahan itu membuatnya tidak bisa menamatkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang telah dijalaninya sampai tahun ketiga. Gelar sarjana ilmu politik dirintis dan kemudian diraih tahun 1998 dari Universitas Merdeka.

Kegemaran Ani pada dunia politik diwadahi dengan posisinya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat yang didirikan Yudhoyono. Posisi ini didudukinya dan dilepas saat Yudhoyono kemudian terpilih sebagai Presiden dalam Pemilu 2009.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com