Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB Bantah Umumkan Merk Susu Berbakteri

Kompas.com - 22/03/2008, 01:45 WIB

JAKARTA, SABTU---Isu merk susu dan makanan bayi yang disinyalir terkontaminasi bakteri enterobacter sakazakii, kembali merebak. Beredarnya kabar burung di internet dan juga pesan singkat (SMS) mengusik para peneliti di Institut Penelitian Bogor (IPB) untuk angkat bicara. Apalagi, lembaga itu disebut-sebut sudah mengumumkan nama-nama merk susu dan makanan bayi yang mengandung bakteri.
 
Tak sedikit berita-berita yang beredar di milis, langsung mendapat tanggapan dari masyarakat. Umumnya, mereka bertanya-tanya tentang kebenaran dari tulisan yang tidak diketahui asal muasalnya tersebut. Keabsahan kabar itu terkuak setelah IPB dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), memberikan penjelasan. Kedua lembaga itu dengan tegas menyatakan  kabar yang beredar di internet dan SMS, hanya isu. IPB menegaskan belum pernah merilis hasil dari penelitian yang mereka lakukan.

"Kita (IPB) sama sekali tidak pernah mengumumkan merk susu yang diteliti. Jadi tidak benar jika IPB telah membuat pemberitaan seperti itu. Itu ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kami mohon bagi mereka yang merasa membuat berita, meralatnya," ujar Sri Budiarti, dosen S2, S3 mikrobiologi IPB, Jumat (21/3).

BPOM juga menguatkan pernyataan IPB. Kepala BPOM, Husniah Rubiana mengatakan bahwa kabar IPB telah mengumumkan merk-merk susu formula dan makanan bayi  yang terkontaminasi bakteri enterobacter sakazakii, baik lewat SMS atau di milis adalah sesuatu yang mengada-ada. "Kami dari BPOM sama sekali tidak pernah menerima nama-nama merk susu itu dari IPB. Jadi kabar yang beredar di internet atau lewat sms itu sama sekali tidak benar," kata Husniah Rubiana.

Menurut Husniah, saat pertemuan di Gedung Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) , Jakarta, Jumat (29/2) antara IPB, BPOM, Departemen Kesehatan (Depkes), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) salah satu keputusannya adalah memberi jaminan bahwa susu formula dan makanan bayi yang beredar di pasaran saat ini aman untuk dikonsumsi.

"Dalam pertemuan itu, IPB juga menyatakan bahwa mereka belum pernah dan tidak akan pernah mengumumkan merk-merk susu dan makanan bayi itu," lanjut Husniah. Akan tetapi, meski sudah menyatakan delapan poin kesepakatan bersama, namun isu bahwa IPB telah mengumumkan merk-merk susu cukup meresahkan. "Sebetulnya tidak pernah ada penyebutan merk. Saya tahu bahwa itu tidak benar. Dan kabar simpang siur itu cukup meresahkan. Karena itu saya sangat prihatin," tambahnya.

Husniah atas nama BPOM menghimbau agar masyarakat selaku konsumen agar tidak mudah mempercayai kabar-kabar yang beredar lewat internet dan SMS. Jika masyarakat kurang jelas atau ragu-ragu dengan kabar yang menyangkut sebuah produk makanan atau obat, bisa menanyakan langsung kebenaran kabar tersebut ke BPOM. "Jangan mempercayai kabar yang tidak jelas. Kalau kurang jelas tolong tanya langsung saja ke badan kita melalui nomor (021) 4243333, bisa juga masuk ke web kita, www.pom.go.id, " lanjut Husniah.

Husniah kembali menegaskan bahwa hingga saat ini BPOM masih terus melakukan penelitian terhadap sejumlah  produk susu, namun BPOM belum bisa menjelaskan merk apa saja yang telah tercemar bakteri enterobacter sakazakii tersebut. Sementara Komisioner Pengaduan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Satriyandayaningrum mengatakan, pihaknya juga menerima banyak pengaduan dari masyarakat yang menanyakan kebenaran berita tersebut. "Saya juga menerima SMS-nya, entah siapa yang ngirim. Tapi yang jelas, kita hanya mengatakan bahwa itu tidak benar. Sebab, pihak yang berwenang dalam hal ini IPB belum mengumumkan," katanya.

Menurutnya, dengan beredarnya isu tersebut mereka yang menjadi korban adalah anak. "Contohkanlah, susu A terkontaminasi, bisa jadi susu yang lain yang tidak termasuk kena bakteri, harganya akan dimahalin. Nah, imbasnya orang tua tidak bisa beli dan anak akhirnya tidak bisa minum susu," katanya.

Seperti diberitakan, ada beberapa milis yang mengabarkan ada beberapa susu tercemar bakteri. Ditengah kegelisahan itu, belakangan beredar sms yang diforward dari tangan ke tangan mengenai merek susu yang kabarnya tercemar bakteri. Dr Sri Estuningsih, peneliti yang menemukan bakteri enterobacter sakazakii karuan saja membantahnya.  "SMS berantai itu tidak benar. Saya tegaskan kalau SMS itu bukan dari saya. Kasihan ibu-ibu yang mendapatkan SMS tersebut," tukasnya.

Sri bahkan heran, kenapa banyak orang yang meng-forward SMS tersebut ke telepon genggamnya. Saat dimintai sedikit bocoran tentang merek apa saja yang terinfeksi, dengan tegas wanita itu menolaknya. "Teman sekantor saya saja tidak saya kasih tahu mereknya," tuntasnya. (persda network/had)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com