Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, awal musim kemarau itu terjadi seiring aktifnya angin timuran atau Monsun Australia di bulan keempat.
Namun, jika dibandingkan rerata klimatologisnya, awal musim kemarau tahun ini diprediksi mundur.
"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologisnya 30 tahun terakhir periode 1991 hingga 2020, maka awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi akan mundur," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat (15/3/2024).
Ia merinci, sebanyak 282 zona musim (ZOM) atau 40 persen dari total 699 ZOM mengalami musim kemarau mundur.
Lalu, 175 ZOM atau 25 persen mengalami musim kemarau sama dengan rerata klimatologis, dan 105 ZOM atau 15 persen ZOM mengalami musim kemarau maju.
Wilayah yang diprediksi mengalami awal kemarau mundur, yaitu sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, dan sebagian NTT.
"Kemudian, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan sebagian Maluku," tutur Dwikorita.
Mantan Rektor UGM ini menyampaikan, hanya 90 atau 13 persen ZOM yang akan memasuki musim kemarau pada April 2024.
Wilayahnya meliputi sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat (pesisir utara Jawa), dan bagian pesisir Jawa Timur.
Lalu, 133 ZOM atau 19 persen wilayah baru memasuki musim kemarau pada Mei 2024.
Wilayah tersebut meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan.
Kemudian, 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni.
Wilayahnya meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar.
"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus, atau wilayah yamg sepanjang tahun musim kemarau terus," ucap Dwikorita.
Sebelumnya, pada awal September 2023, BMKG juga memproyeksi musim hujan periode 2023-2024 mundur dibandingkan kondisi normal.
Hasil pemantauan BMKG hingga awal Maret 2024 menunjukkan, 78 persen ZOM telah mengalami musim hujan, dan 60 persen dari total ZOM mengawali awal musim hujan yang mundur.
Adapun prediksi awal musim kemarau pada April 2024 ditandai oleh sejumlah anomali iklim global di Samudra Pasifik yang dipantau BMKG hingga awal Maret 2024.
Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59.
Sementara itu, pemantauan suhu muka laut di Samudra Hindia menunjukkan kondisi IOD netral.
Fenomena El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei, Juni, dan Juli 2024.
Lalu, setelah triwulan ketiga yaitu Juli, Agustus, September 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina lemah. Kondisi IOD diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga September 2024.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/15/12552111/bmkg-awal-musim-kemarau-2024-mundur-di-sebagian-besar-wilayah-terjadi-pada