Salin Artikel

Pesimistis dengan Pansus Kecurangan Pemilu yang Dibentuk DPD, Pengamat: Hanya Isi Kekosongan Kinerja

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah memandang pesimistis Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terkait kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bakal menghasilkan sesuatu untuk perbaikan pesta demokrasi ke depan.

Sebab, DPD tidak memiliki legitimasi kuat selayaknya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Tidak ada pengaruh yang cukup besar dari semua inisiasi DPD, ini dilematis, DPD bahkan seolah tidak dianggap dalam tata politik pemerintahan kita. Jadi, pansus yang dibentuk hanya mengisi kekosongan kinerja DPD," kata Dedi kepada Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Dedi lantas mencontohkan bagaimana kerja-kerja baik DPD yang menurutnya tetap tidak dipandang seperti ketika DPR bekerja.

Misalnya, ketika DPD mencoba mengusulkan rancangan undang-undang (RUU) dengan kajian akademik yang menurutnya baik.

Hanya saja, Dedi tak mencontohkan RUU usulan DPD yang dimaksud.

"Dalam kerja yang terstruktur sekalipun, DPD mengusulkan rancangan UU dengan kajian akademik yang baik, tetapi usulan itu tetap saja DPR yang punya legitimasi untuk lanjutkan atau tidak sehingga DPD ini nyaris keberadaannya memang tidak dianggap," terang Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini.

Oleh karenanya, Dedi menyarankan ada perubahan undang-undang menyangkut kekuatan DPD.

Dia berharap ada UU khusus untuk DPD yang menyangkut kewenangan setara dengan DPR.

Hal ini dinilai bakal membuat hasil kerja DPD terlihat oleh publik.

"Jika ingin melihat ada hasil kerja DPD, maka perlu diubah atau dibuat UU khusus DPD yang memberikan kewenangan pada mereka, minimal setara DPR RI," pungkasnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Persidangan DPD Oni Choiruddin mengatakan, pansus kecurangan Pemilu 2024 dibentuk karena para anggota dewan mendapat laporan dari masyarakat terkait kecurangan pemilu.

Oni menyebut anggota DPD mendapat laporan itu ketika sedang berkeliling di masa reses.

"Diputuskan untuk pembentukan pansus dugaan kecurangan Pemilu 2024. Pansus itu kan melihat bahwa sekarang itu dari aspirasi masyarakat, kan anggota reses kemarin, begitu masuk kan ini sidang pembukaan," ujar Oni saat dihubungi, Rabu (6/3/2024).

"Sebelumnya kan anggota melakukan kegiatan reses atau aspirasi masyarakat yang diterima oleh anggota, itu jadi diduga ada kecurangan Pemilu 2024," sambungnya.

https://nasional.kompas.com/read/2024/03/07/16095811/pesimistis-dengan-pansus-kecurangan-pemilu-yang-dibentuk-dpd-pengamat-hanya

Terkini Lainnya

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke