ACEH, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengaku menyesal tak maju sebagai calon wakil presiden sejak muda.
Namun, Cak Imin yang kini berusia 57 tahun itu mengakui, menjadi cawapres di usia muda memang sulit karena ia bukanlah anak presiden.
Hal itu disampaikan saat mengisi kuliah umum di Kampus IAI Al-Muslim, Aceh, Rabu (6/12/2023).
“Saya menyesal tidak nyapres sejak 25 tahun lalu. Ya maklum, bukan anaknya presiden. Saya anaknya orang biasa, anaknya kiai,” ujar Muhaimin.
Cak Imin pun berpesan kepada anak muda yang menghadiri kuliah umum itu untuk bekerja keras sejak saat ini.
Sebab, seorang calon pemimpin bakal dilirik juga soal masa lalunya. Jika tak punya pencapaian di masa muda maka bakal kesulitan.
“Ini yang memiliki energi, percepat dalam bergerak. Jangan pernah sia-siakan kalau misal menjadi tua,” sebut dia.
Ia kemudian tak menyarankan anak muda hidup dengan manja. Muhaimin mencontohkannya dengan hidup anak pejabat.
Menurut dia, banyak anak pejabat yang memilih hidup terlalu mudah di usia muda.
“Anak pejabat itu naik mobil, ada lampu merah, lampunya lagi merah. Bukannya anak pejabat itu berhenti, lampu merahnya yang dibongkar supaya anak pejabat itu bisa jalan,” ujar dia.
Ia kemudian memberikan ilustrasi lain. Anak orang biasa diminta berhati-hati jika ada sumur di sekitar lingkungannya.
Sementara, bagi anak pejabat, aturan itu tidak berlaku.
“Buat anak pejabat, bukannya dia minggir dari sumur, (tapi) sumurnya yang dipindah. Itu manja namanya,” kelakarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/06/15121211/menyesal-tak-jadi-cawapres-sejak-muda-cak-imin-maklum-bukan-anak-presiden