Salin Artikel

Bahas Etika, Sudirman Said Bakal Bagikan Buku Karyanya ke Tiga Pasangan Capres-Cawapres

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meluncurkan buku antologi keduanya yang berjudul “Bergerak dengan Kewajaran” di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).

Sudirman berencana buku barunya ini juga bakal dikirim kepada tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Ia mengaku mengenal dekat dengan masing-masing pasangan calon. Meskipun tidak begitu mengenal Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, ia kenal dekat dengan Presiden Joko Widodo yang merupakan ayah Gibran.

"Enam orang hampir semuanya kenal ya, bisa jadi (akan dikirimkan). Tapi yang saya tidak kenal dekat Mas Gibran. Pak Prabowo pernah saya bantu, Ganjar tentu saja pernah berkontestasi bersama," kata Sudirman, Kamis.

"Mahfud (MD) kita sangat dekat, Pak Anies dan Pak Muhaimin apalagi, nanti kita kirimin. (Tapi ayahnya Gibran saya dekat), boleh nanti kita kirimin," sambung Sudirman.

Adapun buku setebal 409 halaman ini merupakan kumpulan tulisan yang merefleksikan keprihatinan Sudirman Said atas kondisi bangsa sepanjang tahun 2016 - 2022.

Dalam bukunya, ia menyoroti rasa malu, yang merupakan benteng etik dan diajarkan di hampir seluruh budaya bangsa, mulai ditinggalkan perlahan.

"Orang berpikir legalistik seolah-olah aturannya boleh, aturannya tidak melarang, maka dikerjakan," tutur Sudirman.

"Dalam kenyataannya betapa banyak aturan-aturan, bahkan konstitusi pun diubah untuk kepentingan diri dan keluarga," imbuh dia.

Fenomena tersebut, kata dia, menjadi pesan kepada publik bahwa standar kepatutan diperlukan untuk menjaga bangsa ini makin maju, makmur, dan adil.

Meski tidak ada standar kepatutan yang ditetapkan, seseorang bisa menggunakan hati nuraninya untuk menetapkan standar tersebut.

Dia bilang, akan terjadi pemberontakan di dalam hati dari setiap ketidakpatutan, terlepas rasa tersebut dihiraukan atau tidak dihiraukan.

"Kan sebetulnya setiap orang punya nurani. Ya memang yang ingin disentuh adalah bahasa hati, lah, apakah satu tindakan itu dianggap patut atau tidak, itu ukurannya gampang saja. Dicek kiri kanan, apakah jadi kontroversi, apakah mendapat penolakan dari sebagian besar warga," beber Sudirman.

Lebih lanjut Sudirman menyampaikan, bukunya juga menyoroti perilaku gaya hidup mewah pejabat ASN dan keluarganya, atau adegan pejabat tinggi yang menjalankan bisnis sambil mengurusi tugas negara.

Termasuk, praktik-praktik tidak terpuji yang dilakukan oleh para penegak hukum. Berbagai perilaku yang di luar asas kepatutan dan kewajaran yang dilakukan oleh para pemegang amanah ternyata juga dilakukan oleh orang-orang biasa di lingkungan sekitar.

Namun, pria yang juga menjabat sebagai Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ini menampik peluncuran buku sengaja dilakukan saat tahun politik.

"Enggak. Ini baru sempat saja. Sebenarnya sudah cukup lama dikumpulkan oleh rekan saya Mas Agus Mukomat, jadi karena itu perlu dipersiapkan dengan baik, disampaikan pengantar epilog segala macam. Kebetulan baru sempat, karena kepenginnya tahun ini," sebut Sudirman.

Sebagai informasi, buku yang dirangkum oleh Agus Mokamat ini terbagi dalam enam bab dengan topik yang berbeda, yaitu tujuan hidup berbangsa dan bernegara.

https://nasional.kompas.com/read/2023/11/30/21205341/bahas-etika-sudirman-said-bakal-bagikan-buku-karyanya-ke-tiga-pasangan

Terkini Lainnya

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke