Salin Artikel

Sinyal Penolakan Megawati Duet Ganjar dengan Prabowo

Megawati mengaku kaget ketika mendengar adanya wacana tersebut. Yang membuat Megawati semakin terkejut bahwa kabar yang beredar sudah ada persetujuan jika Prabowo nantinya menjadi calon presiden. Sedangkan Ganjar wakil presiden.

Padahal, mandat untuk menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden dari PDI-P adalah dirinya seorang.

Lantas seperti apa alur wacana duet Ganjar dan Prabowo bermula? Berikut rangkumannya:

Berawal dari Ganjar

Wacana duet Ganjar dan Prabowo yang belakangan ini berkembang ternyata berangkat dari pernyataan Ganjar sendiri.

Hal ini disampaikan Ganjar ketika ditanya peluang dirinya dan Prabowo disatukan untuk mewujudkan hadirnya dua pasangan calon di Pilpres 2024.

Ganjar mengtakan bahwa peluang dirinya berduet dengan Prabowo masih mungkin terjadi.

"Kalau politik itu, sebelum nanti ditetapkan di KPU, semua peluang bisa terjadi," kata Ganjar singkat saat ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).

Namun, Ganjar enggan mengomentari lebih lanjut mengenai kemungkinan dirinya berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2024.

Diperkuat pernyataan Puan

Wacana duet Ganjar dan Prabowo juga disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

Puan mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Ganjar bisa berpasangan dengan Prabowo yang merupakan bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Menurut Puan, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik selama bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden belum mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Ya mungkin-mungkin saja (Ganjar dan Prabowo bersatu), dinamika yang di politik ini selalu memungkinkan kita bersilaturahmi dan bertemu," ujar Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Saat itu, Puan mengungkapkan, pihaknya masih membangun komunikasi dengan partai politik anggota KIM.

Bahkan, Puan mengaku terus mempertahankan silaturahmi dengan Prabowo. Ia juga menekankan masih ada peluang untuk mempertemukan Prabowo dengan Megawati.

"Bisa saja (Prabowo dan Megawati bertemu), saya sering ketemu Mas Prabowo kemarin ketemu di acara NU (Nahdlatul Ulama)," imbuh dia.

Tetap Prabowo calon presiden

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum kepikiran untuk menduetkan Prabowo dan Ganjar.

"Kalau pertanyaannya tadi mungkin (atau) enggak mungkin, justru saya belum kepikiran sampai di situ tadinya, sampai dengan teman-teman media nanya ya jawaban saya itu tadi," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Dasco menegaskan, Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerindra telah mengamanatkan Prabowo untuk maju sebagai calon presiden, bukan calon wakil presiden.

Lagipula, kata dia, Prabowo sudah didukung oleh banyak partai, yang semuanya mendeklarasikan Prabowo sebagai capres 2024.

"Ya amanat Rapimnas itu kan dari Partai Gerindra calon presiden. Lalu kemudian juga dukungan teman-teman koalisi itu kemudian mengusung Pak Prabowo sebagai capres, kan begitu," ucap Dasco.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan, Gerindra tetap berpegang pada keputusan mendorong Prabowo sebagai bakal calon presiden.

Oleh karenanya, Gerindra mempertimbangkan sisi kepantasan apabila ingin menawarkan posisi bakal calon presiden kepada Ganjar.

"Saya enggak bisa menilai, tapi dalam konteks kepantasan, apakah pantas kami tawarkan posisi (bakal) cawapres kepada PDI-P yang partai besar, dua kali pemenang pemilu?" ujar Habiburokhman dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di Kompas TV pada Kamis (28/9/2023).

Sinyal penolakan Megawati

Sementara, Megawati memberikan sinyal penolakan atas wacana yang telah terlanjur berkembang tersebut.

Megawati mengaku heran dengan wacana tersebut. Ia bahkan tidak mengetahui ada wacana menduetkan Ganjar dan Prabowo.

Padahal, dirinyalah yang diberi mandat untuk menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden dari PDI-P.

"Saya sendiri sempat bingung di media tiba-tiba dibilang, 'Iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi presidennya, Pak Ganjar jadi wakil presidennya'," kata Megawati saat menutup Rakernas IV PDI-P di Jakarta International Expo, Minggu (1/10/2023).

"Aku terus di rumah melongo, ini yang ngomong siapa ya, ya aku kok ketua umumnya malah enggak ngerti. Coba, enggak usah didengerin," ujar dia.

Padahal, kata Megawati, lelaki dan perempuan itu tidak cocok dan sudah punya pacar masing-masing.

"Kalau ada cewek cakep, ada laki ganteng, tapi enggak sama-sama tune ini, terus mau dijodoh-jodohkan begitu? Padahal yan perempuan dah punya pacar, yang laki sudah punya pacar, hayo mau apa enggak?" kata Megawati dijawab teriakan 'tidak' dari para kader.

Megawati pun menegaskan bahwa dirinya memiliki hak prerogatif menentukan capres dan cawapres yang diusung oleh PDI-P sesuai mandat kongres partai.

Oleh karena itu, ia juga menekankan, tidak perlu berbicara dengan orang lain dalam mengambil keputusan soal capres dan cawapres yang akan diusung.

"Itu kan berarti enggak punya hak prerogatif lagi. Kenapa diberikan kepada saya, karena orang yang menberikan hak prerogatif itu sangat tahu bahwa Ibu pasti akan memilih yang benar," kata Megawati.

https://nasional.kompas.com/read/2023/10/02/05150091/sinyal-penolakan-megawati-duet-ganjar-dengan-prabowo

Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke