Salin Artikel

Cerita TNI "Diganggu" UFO saat Operasi Dwikora

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa penampakan benda terbang aneh (BETA) atau UFO (Unidentified Flying Object) di sejumlah daerah di Indonesia pernah dilaporkan oleh masyarakat.

Akan tetapi, salah satu cerita yang menarik adalah tentang artileri pertahanan udara (arhanud) TNI yang menembaki benda asing diduga UFO di Jawa Timur pada masa Operasi Dwikora terkait konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Peristiwa itu dipaparkan oleh mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jacob Salatun, dalam bukunya "UFO, Salah Satu Masalah dunia Saat Ini" (1982).

Menurut uraian Salatun, sewaktu masih berkecamuknya Operasi Dwikora, aparat TNI dilaporkan melihat penampakan benda asing yang terbang melintas di langit Surabaya.

Menurut laporan, penampakan benda asing itu terjadi antara 18 sampai 24 September 1964.

Benda-benda aneh itu dilaporkan muncul mulai malam hari dan menghilang menjelang fajar.

Surabaya adalah salah satu pangkalan militer dan dilengkapi dengan sistem arhanud. Persenjataan berat itu selalu siaga sepanjang Operasi Dwikora, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 11 Oktober 1992.

Benda-benda aneh atau UFO itu dilaporkan tampak secara serentak baik di layar radar maupun dengan mata telanjang, sehingga tergolong sebagai fenomena RV (Radar-Visual Sightings).

Karena TNI dalam keadaan siaga, maka mereka menganggap benda-benda asing itu sebagai musuh. Menurut laporan, benda-benda aneh itu beterbangan di Surabaya, Malang, dan Bangkalan-Madura.

Bahkan menurut laporan, benda-benda aneh itu diduga sebagai pesawat terbang Angkatan Laut Inggris yang saat itu mengerahkan kapal induk Victorious, dengan beberapa kapal perang lain sedang berada di sekitar selatan Kendari, dalam pelayaran ke Singapura.

Karena dianggap sebagai musuh, maka sistem arhanud TNI menembaki UFO itu. Akan tetapi, tidak ada satupun UFO yang berhasil ditembak jatuh, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 11 Oktober 1992.

Beberapa saksi menyebutkan benda aneh itu terlihat seperti mengeluarkan cahaya yang mirip dengan lidah api. Selain itu ada juga yang terlihat seperti membawa lampu yang sangat terang.

Selain itu, menurut sejumlah saksi, gerakan benda asing atau UFO itu tidak bisa diprediksi. Terkadang bergerak perlahan seperti helikopter, tetapi terkadan mendadak melesat cepat.

Menurut kesaksian seorang penerbang TNI AU, UFO yang dia lihat menyala dan berwarna merah padam. Sementara sebagian saksi lain menyebut berbentuk elips dengan warna kebiru-biruan. UFO itu juga tidak terbang tinggi, hanya sekitar 1.200 meter.

Pecahan peluru artileri yang ditembakkan ke arah UFO justru jatuh ke wilayah pemukiman dan melukai sejumlah warga.

Kejadian itu juga dituliskan dalam laporan staf Komando Pertahanan Udara Nasional berjudul "Penerbangan-penerbangan tidak dikenal di Sektor II (Surabaya)" tertanggal 29 September 1964.

Dalam laporan itu disebutkan, benda-benda asing itu disimpulkan sebagai esawat terbang biasa dan pesawat tanpa awak, bahwa kegiatan sasaran adalah kegiatan lawan, dan bahwa tujuannya adalah untuk perang urat saraf (psywar) di samping secara tidak langsung mempengaruhi roda perekonomian.

Peristiwa itu sempat membuat masyarakat resah. Maka dari itu, Pejabat Presiden Dr. J. Leimana menerbitkan imbauan pada 8 Oktober 1964, yang berisi supaya masyarakat tetap tenang dan tidak memperkeruh suasana, serta dilarang untuk membuat desas-desus dan tafsiran.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/27/07000061/cerita-tni-diganggu-ufo-saat-operasi-dwikora

Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke