Diketahui, koalisi pendukung Prabowo antara lain Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Bicara isu cawapres, sekali lagi, Insya Allah kami partai-partai koalisi ini akan mengambil jalan musyawarah untuk mufakat, bukan voting,” kata Andre Rosiade dalam program GASPOL! Kompas.com yang tayang di kanal YouTube Kompas.com, Rabu (17/8/2023).
“Kami akan menggunakan musyawarah untuk mufakat sesuai dengan kearifan lokal bangsa Indonesia,” ujar Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra itu lagi.
Dengan jalan seperti itu, kata Andre, tidak ada partai dalam koalisi yang akan ditinggalkan atau diabaikan.
“Nanti cawapres yang akan dipilih tentu adalah cawapres yang disetujui oleh seluruh (partai) koalisi,” kata Andre.
Ia mengatakan, PKB dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak akan ditinggalkan dalam penentuan keputusan itu.
Pasalnya, PKB merupakan partai yang awal bergabung dengan Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Rakya (KKIR).
“Bahkan, Gus Muhaimin dan PKB pemegang kunci cawapres yang kami putuskan secara bersama-sama melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat,” ujar Andre.
Baik Golkar maupun PAN sebelumnya sempat berkomunikasi dengan PDI-P, parpol pengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tetapi, pada akhirnya, kedua partai itu menjatuhkan arah dukungan kepada Prabowo.
"Pada tanggal yang baik ini, 13 Agustus 2023, persis satu tahun tanda tangan kerja sama politik Gerindra dan PKB. Dan satu tahun kemudian kerja sama politik ini diperkuat dua partai bersejarah, partai yang besar," kata Prabowo saat deklarasi dukungan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta pada 13 Agustus 2023.
Di luar itu, Prabowo juga mendapat dukungan dari partai politik non-parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/17/18052291/soal-bakal-cawapres-prabowo-jubir-gerindra-kami-akan-musyawarah-mufakat