Lodewijk mengatakan, peta politik memang bisa berubah dengan sangat cepat.
"Nanti kita lihat lah. Peta politik kan cepat sekali berubah-ubah. Nanti kita lihat, nanti berikutnya seperti apa. Kan belum tuntas ini," ujar Lodewijk saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Lodewijk mengungkapkan, Golkar memutuskan mendukung Prabowo setelah berbicara dengan pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar se-Indonesia, hingga mendatangi tokoh-tokoh senior.
Menurutnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sampai melakukan road show sebelum membuat keputusan mendukung Prabowo.
"Pak Airlangga juga road show ketemu dengan para ketua dewan dan juga ketemu dengan Pak JK. Ya tentunya, ya inilah kesepakatan yang kita ambil," katanya.
Sementara itu, Lodewijk menepis penilaian Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang menganggap Golkar memang sulit mengusung Airlangga menjadi bakal calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).
Lodewijk berdalih ada realita politik yang harus diperhitungkan, sehingga Golkar akhirnya memutuskan mendukung Prabowo.
"Ya bukan masalah itu ya, bukan masalah Pak Airlangga sulit atau tidaknya menjadi Presiden. Tentunya ada realita politik yang harus kita perhitungkan kemarin, sampai akhirnya mengambil keputusan seperti itu," ujar Lodewijk.
Hal ini terjadi lantaran Golkar resmi menjatuhkan dukungan untuk bakal capres Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo.
"Ya (bubar)," kata Said singkat kepada Kompas.com pada 13 Agustus 2023.
Ia lantas menyampaikan bahwa PDI-P sangat menghormati pilihan dan kedaulatan masing-masing partai politik.
Menurut Said, hal itu tentu saja mencerminkan tumbuhnya demokrasi dengan baik di Indonesia.
Di lain sisi, PDI-P dan partai politik pengusung Ganjar tentu akan semakin memperkuat basis massa.
Said mengatakan, partainya tidak khawatir meski kalah jumlah partai politik dibandingkan dengan partai pengusung bakal capres lain.
"Sebagai bahan cerminan, pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla hanya diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI," ujar Said.
"Walau saat itu dari sisi jumlah dukungan partai di pilpres kami kalah jauh, namun dengan soliditas dan kerja politik yang kuat di akar rumput terbukti pasangan Jokowi-JK justru mampu memenangkan pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen. Sementara Prabowo-Hatta 46,88 persen," katanya lagi.
Sebab, ia menekankan apa yang diyakininya dalam politik, yaitu kerja cerdas, dan kepedulian tinggi ke akar rumput.
"Kami yakin bisa merebut dukungan rakyat pada Pilpres 2024 lebih besar. Itulah yang akan terus kami pedomani sebagai jalan politik untuk memenangkan Ganjar Pranowo," kata Said.
Sebagaimana diberitakan, Golkar bersama Partai Amanat Nasional (PAN) resmi bergabung dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkita Bangsa (PKB) untuk mengusung Prabowo sebagai bakal capres.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/16/05410091/penjelasan-golkar-dukung-prabowo-padahal-sudah-bentuk-tim-teknis-dengan-pdi