JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengajak masyarakat segera memanfaatkan program perluasan pemberian imunisasi Human Papillomavirus (HPV) secara nasional.
Utamanya bagi anak-anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun agar dapat terhindar dari penyakit kanker serviks.
"Kami harapkan masyarakat terutama anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun untuk segera memanfaatkan program pemerintah ini," ujar Maxi dilansir siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet pada Jumat (11/8/2023).
“Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks sudah pasti mahal biayanya. Untuk itu, Kemenkes melakukan perluasan HPV secara nasional,” tuturnya.
Maxi melanjutkan, dalam program imunisasi HPV, aksin HPV akan diberikan secara gratis.
Vaksin ini menurutnya sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks atau kanker leher rahim.
"Tingkat kematian akibat kanker ini mencapai 50 persen karena mereka (pasien) datang sudah terlambat,” ungkapnya.
Oleh karenanya Kemenkes saat ini mulai menerapkan perluasan pemberian imunisasi HPV secara nasional.
Perluasan pencanangan imunisasi HPV ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga masa depan anak-anak perempuan Indonesia agar selalu sehat serta terhindar dari kanker serviks.
Lebih lanjut Maxi menjelaskan, pengenalan munisasi HPV telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Di antaranya dimulai pada 2016 di Provinsi DKI Jakarta dan sampai pada 2021 telah dilaksanakan di 20 kabupaten/kota.
Pada 2022 imunisasi diperluas ke 112 kabupaten/kota.
Hingga saat ini, total terdapat 132 Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan introduksi imunisasi HPV.
Percepatan imunisasi HPV terus dilakukan dengan melaksanakan perluasan secara nasional di seluruh kabupaten/kota pada 2023.
Pemberian imunisasi ini bagi anak yang bersekolah dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
“Untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90 persen,” tambah Maxi.
Diberitakan sebelumnya, imunisasi HPV menjadi pencegahan primer kanker serviks dengan tingkat keberhasilan dapat mencapai 100 persen, jika diberikan sebanyak dua kali pada kelompok umur wanita naif (belum pernah berhubungan seksual) atau wanita yang belum pernah terinfeksi HPV.
Vaksin ini akan semakin efektif jika diberikan pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun atau usia sekolah dasar, yang belum melakukan aktivitas seksual.
Melansir cancer.gov, vaksin HPV merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi yang apabila ke depannya terdapat virusnya, akan mengikat virus dan mencegah infeksi sel.
Saat ini, vaksin HPV didasarkan pada partikel mirip virus (VLP) yang dibentuk oleh komponen permukaan HPV. VLP tidak menular karena tidak memiliki DNA virus.
Namun demikian, VLP sangat mirip dengan virus alami, dan antibodi terhadap VLP juga memiliki aktivitas melawan virus alami.
VLP telah ditemukan sangat imunogenik, artinya menginduksi produksi antibodi tingkat tinggi oleh tubuh. Hal ini membuat vaksin sangat efektif.
Perlu digarisbawahi, vaksin tidak mencegah penyakit menular seksual lainnya, juga tidak dapat mengobati infeksi HPV yang ada atau penyakit yang disebabkan oleh HPV.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/11/19112081/program-imunisasi-hpv-diperluas-kemenkes-ajak-masyarakat-ikuti-vaksinasi