Salin Artikel

Panas Menyengat di Tribun VIP GBK

Saya melihat persiapan dan acara puncak Juni Bulan Bung Karno yang diselenggarakan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Kamis (22 Juni), saya datang menyaksikan Hasto Kristiyanto (Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan), Ario Bimo (Ketua Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan), Rano Karno (Ketua Panitia acara), dan Lasarus (anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan) sedang sibuk di GBK menyaksikan latihan acara kesenian, gerak para petugas kebersihan.

Sore itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani meninjau tempat acara akbar yang akan diselenggarakan dua hari kemudian.

Selama tiga hari itu, sebenarnya kawasan GBK sudah didominasi warna merah. Gambar besar Bung Karno dipasang di berbagai penjuru kawasan ini.

Kamis sore itu, saya juga berbincang-bincang dengan petugas pemasangan gambar-gambar Bung Karno asal Banten bernama Dede (32) asal Banten.

“Saya suka dengan pekerjaan ini, karena kebetulan saya senang dengan Bung Karno yang sering diceritakan pada saya oleh kakek saya almarhum,” ujar Dede berkali-kali.

Jumat sore (23 Juni), saya datang menyaksikan jeneral repetisi dan menjumpai pengelola kios suvenir yang ada di gedung utama GBK itu, bernama Wiwin (55) asal Bali.

“Banyak orang Bali, seperti saya punya keyakinan Bung Karno masih terus hidup dan ada di sekitar kita ini,” ujar Wiwin menjawab pertanyaan saya tentang Bung Karno.

Sabtu jam 11.55 waktu Indonesia barat, saya sudah duduk di kursi 166 tribun VIP di depan tribun VVIP, tempat Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Jokowi berpidato.

Tribun VIP panas menyengat ditimpa sinar matahari, sampai pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie yang duduk di sebelah saya “blingsatan” dan meninggalkan kursinya 167.

“Bisa-bisa saya pingsan kepanasan nih,” ujarnya.

Melihat para menteri tetap duduk di tempatnya walau panas makin menyengat, saya bersikukuh tetap duduk di tempat.

Yang tetap duduk di tempat (beberapa di antaranya mengenakan topi caping gunung) antara lain mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, Teten Masduki, Yaqut Cholil Qoumas, Budi Karya Samadi, Hasto, Olly Dondokambey (bendahara umum PDI Perjuangan), Puti Guntur Soekarno, Rio Capela (kader PDI Perjuangan mantan Sekjen Nasdem), Teguh Boediyana (mantan Ketua Umum DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) yang berbusana seperti Bung Karno .

Sabtu itu sejak jam 08.00, telah berlangsung acara seni panggung dan arena lapangan. Sementara Ario Bimo dan dua pemandu acara sibuk menyerukan agar tempat duduk yang kosong diisi. Juga diserukan mengisi daftar kehadiran para kader PDI Perjuangan per wilayah.

Di tengah acara seni panggung yang ditandai munculnya para artis penyanyi dan pemusik, Ario Bimo menyerukan,“Acara ini bukan panggung hiburan, tapi untuk konsolidasi partai”.

Sekitar jam 14.00 waktu jam handphone saya, sebelum Megawati, Jokowi, Puan dan Ganjar Pranowo, Maruf Amin tiba di tribun VVIP, di panggung acara seni, muncul Butet Kartaredjasa.

Saat itu panas sinar matahari sedikit sirna karena muncul angin semilir. “Saya bacakan syair/pantun saya ini,” ujarnya Butet .

Inilah beberapa cuplikan syair pantun Butet tersebut.

"...Kolonial menjajah Nusantara karena rempah-rempah, tapi kaum Marhaen tetap gagah tak menyerah. Lihat hari ini Gelora Bung Karno berwarna merah. Meski dilukai dan dikhianati, keluarga Bung Karno tak nyimpan dendam amarah".

“Bung Karno penggali Pancasila dasar negara. Yang di sono jangan coba-coba membelokan fakta...”

“Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Ati seluruh rakyat Indonesia pasti sedih, jika kelak ada presiden hobinya menculik.”

Lewat telepon genggam (WhatsApp) saya tanya apakah yang hobi menculik itu juga jadi menterinya Jokowi?

”Hehehehee,” begitu jawab Butet.

Sekitar jam 14.25, Megawati, Puan dan Jokowi tampil di tribun VVIP. Puan pidato penuh semangat dan kadang-kadang berdiam sejenak.

“Kita, kita, kita... mencita-citakan Indonesia adalah negara untuk semua anak bangsa...,” kata Puan disambut gemuruh.

“Kita berkumpul di sini bukan untuk sekadar berkumpul, bukan untuk meramaikan kegiatan, kita di sini berkumpul untuk menaaaaaaang,” teriak Puan.

“Kita di sini untuk apa? Untuk apa?” tanya Puan dijawab gemuruh untuk "menang".

Seorang aktvis gerakan reformasi 1998 yang kini tinggal di Luwuk, Sulawesi Tengah, Fendry Ponomban kirim pesan kepada saya:”Om, pidato mbak Puan ini bikin merinding. Ngeri om…DNA Bung Karno kayak menjelma di mbak Puan”.

Setelah Ganjar dan Megawati pidato, ditampilkan kelompok penyanyi legendaris asal Bandung, Sam Bimbo, Acil Bimbo, Jaka Bimbo dan Iin Parlina. Semuanya telah beruban.

Mereka membawakan lagu dan lirik ciptaan Sam Bimbo. Saya cuplik saja beberapa lirik lagu yang cukup menarik bagi saya.

“Di ufuk timur sang fajar tersenyum, tepati janji menerangi bumi, tlah lahir ke bumi, tanggal 6 Juni 1901. Sukarno itulah namanya, yang ditasbihkan kedua orang orang tua, putra sang fajar julukan dirinya...Bung Karno proklamator Indonesia, presiden Indonesia pertama, Bung Karno bapak kita semua, Bung Karno bapak Indonesia...Harus hidup dalam sepi...”.

Kemudian Jokowi pidato. “Terakhir..., ini untuk tahun 2024. Di sini hadir calon presiden dari PDI Perjuangan, bapak Ganjar Pranowo... saya ingin menyampaikan selamat berjuang, semangat berjuang untuk menang, untuk menang, untuk menang”.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/26/13535961/panas-menyengat-di-tribun-vip-gbk

Terkini Lainnya

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke